Nyaris Mirip, Inilah Perbedaan Lenong dan Tari Topeng

Nyaris Mirip, Inilah Perbedaan Lenong dan Tari Topeng

Nyaris Mirip, Inilah Perbedaan Lenong dan Tari Topeng – Dua jenis teater rakyat Betawi, lenong dan tari topeng sekilas tampak mirip. Terlebih bagi masyarakat luar Betawi. Padahal, dilihat dari latar belakang sosial, wilayah, penyebaran, iringan musik, lagunya jelas berbeda.

Dilihat dari segi latar belakangnya misalnya. Mengutip Penelusuran Sejarah Peradaban Jakarta karya Yahya Andi Saputra, dkk (), menyebut pemilik peralatan para seniman dan penggemar lenong kebanyakan didominasi orang Tionghoa. Sedangkan, pemilik perlengkapan seniman dan penggemar topeng Betawi kebanyakan adalah masyarakat pribumi Betawi.

Demikian pula dengan penyebaran dua jenis teater rakyat ini. Kendati popularitas tari topeng Betawi sudah dikenal sejak dahulu, tapi penyebaran topeng Betawi tak sepesat lenong. Penyebarannya hanya terpusat di daerah Jakarta Timur, Bogor, dan Bekasi. Sementara lenong bisa tersebar hingga daerah Jakarta Barat, Jakarta Pusat hingga Tangerang.

Tak ayal jika penggunaan bahasa yang digunakan oleh topeng Betawi yaitu bahasa khas penggiran, yakni Betawi Ora. Berbeda halnya dengan penggunaan bahasa lenong yang sebagian besar menggunakan bahasa Betawi “Kota” dan Betawi Ora.  

Sementara, dilihat dari segi musik yang digunakan, lenong terpengaruh Tionghoa sedangkan musik topeng Betawi menonjolkan pengaruh Sunda. Alat musik pengiring teater lenong menggunakan gambang kromong yang lebih kuat dan menarik dibanding musik topeng Betawi. Misalnya penggunaan tiga buah alat musik gesek, tehyan, kongyan, dan shukong. Beberapa alat musik pengiring lenong yaitu gendang, kecrek, gong, serta rebab.

Lagu-lagu topeng Betawi karena kesederhanaannya lebih luwes, dan bisa menyerap lagu beralas slendro, pelog, degung serta degung Mataram. Sedangkan, alat musik dan lagu-lagu lenong cenderung pada Slendro.

Pertunjukkan

Sementara, dilihat dari segi bentuk pentas dan perlengkapan pertunjukkannya, lenong berbeda jauh dengan Topeng Betawi. Pada masa lampau seluruh teater rakyat Betawi, termasuk lenong dan topeng Betawi bermain di arena tanah setinggi tempat penonton sehingga disebut “Wayang Tanah”. Teater rakyat Betawi yang pertama kali membiasakan diri berpentas di panggung yang ditinggikan adalah lenong, diikuti topeng Betawi.

Setelah topeng Betawi menjadi sebuah pertunjukkan panggilan, maka dibuatkan sebuah tetarub dari rumbia tempat berteduh nayaga dan tempat beristirahat pemain dan di tempat itu pula mereka berhias dan berganti pakaian.

Setelah topeng Betawi mengikuti lenong berpentas di panggung yang ditinggikan, ia tetap tidak mempergunakan dekor bergambar. Namun, mempergunakan tirai berjendela yang tidak sepenuhnya membatasi antara tempat nayaga dengan tempat menari dan berlakon. Pada topeng Betawi ada tradisi nayaga melibatkan diri berdialog dengan para pemain yang sedang bertugas di arena.

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.