Senibudayabetawi.com – Tari Gitek Balen merupakan tarian tradisional Betawi yang menggambarkan keceriaan dan dinamisnya para remaja Betawi. Gerakannya yang lincah dan energik mencerminkan semangat muda mereka.
Makna Tari Gitek Balen
Istilah “Gitek” dalam bahasa Betawi berarti “goyang” yang melambangkan gerakan lincah dan energik para penari. Sementara istilah “Balen” berasal dari kata “balen-balen” yang berarti sebuah pola pukulan pada gamelan Betawi. Dalam tetabuhan musik tradisi Betawi, merujuk pada tetabuhan musik yang bermakna dinamis.
Tari ini melambangkan keceriaan dan semangat hidup para remaja putri Betawi. Tak hanya itu, tarian ini juga menunjukkan keindahan dan keanggunan budaya Betawi. Menariknya, tarian ini juga mengandung pesan moral mendalam yaitu agar para remaja putri Betawi menjaga diri dan bersikap sopan santun.
Ciri Khas Tari Gitek Balen
Tarian Gitek Balen memiliki ciri khas yang membedakannya dengan tarian Betawi lain. Misalnya, gerakannya yang dinamis dan energik sesuai dengan gambaran gadis remaja yang tengah memasuki masa puber. Gerakan yang lincah terlihat seperti saat menggoyangkan pinggul, memutar tangan hingga menepuk dada.
Khusus untuk kostum tarian ini yaitu mengenakan baju kebaya berwarna cerah seperti merah, kuning hingga hijau. Baju kebaya ini dipadukan dengan kain batik Betai dan selendang nan anggun. Para penari juga kerap mengenakan aksesoris seperti anting, gelang hingga kalung.
Diiringi musik gamelan Betawi, khususnya pola pukulan “balen”, tarian ini berirama musik yang rancag dan ceria sesuai tema tarian. Adapun lagu yang sering digunakan untuk mengiringi tari Gitek Balen yaitu “Gitek Balen” dan “Jaroeh”.
Muasal Tari Gitek Balen
Tarian ini tergolong tarian kreasi baru, diciptakan oleh Abdurachem pada tahun 1970-an. Diilhami dari pola pukulan “balen” dalam gamelan Betawi, tarian ini mengekspresikan keceriaan dan semangat remaja putri Betawi.
Seiring waktu, tarian khas Betawi ini menjadi populer dan banyak ditampilkan dalam berbagai acara budaya Betawi. Meski awalnya hanya dibawakan oleh satu orang penari.
Kini, tarian ini sering ditampilkan dengan formasi kelompok, menambah kemeriahan dan keseruan. Variasi gerakan dan kostum pun terus berkembang, menunjukkan kekayaan budaya Betawi.
Ramadani Wahyu