Festival Pencak Silat Dunia 2020

Festival Pencak Silat Dunia 2020, Wujud Konkret Pelestarian Budaya

Festival Pencak Silat Dunia 2020 (World Festival Pencak Silat Open Virtual 2020) resmi dibuka hari ini, Senin (21/12). Berbeda dengan tahun sebelumnya, festival yang diselenggarakan di Universitas Mercu Buana itu kini dilakukan secara virtual akibat COVID-19. Alhasil, para juri menilai peserta festival pencak silat dunia melalui layar monitor.

Festival pencak silat ini tak hanya diikuti oleh pesilat-pesilat Indonesia. Namun, juga dari lima negara lain, seperti Amerika, Suriname, Ceko, Sudan dan Filipina. Pesilat-pesilat ini berjumlah 114 peserta. Mereka tergabung dalam empat kategori, yakni kategori PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), kategori pra remaja putri dan putra, kategori remaja putri dan putra, serta dewasa putri dan putra.

Pencak silat sebelumnya telah diakui oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai Warisan Budaya Takbenda pada 11 Desember 2019 lalu. Bapak Pencak Silat Dunia, Eddie Marzuki menyatakan festival ini harus tetap terselenggara meski dilakukan di masa pandemi COVID-19 melalui virtual.

“Kalau kita tidak ada kegiatan, kemungkinan besar tiga tahun mendatang bisa dicabut lagi oleh UNESCO,” kata dia dalam sambutannya.

Lebih jauh, dia menyatakan telah menerima sertifikat penetapan Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Takbenda (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) dari Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada (12/12) lalu yang kemudian diteruskan ke perwakilan komunitas Masyarakat Pencak Silat Indonesia (MASPI) dan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) sebagai simbol tekad pelestarian pencak silat

Baca Juga: Imbas COVID-19, Seni Budaya Betawi di Jakbar Mati Suri

Festival Pencak Silat Dunia
Para Juri sedang Menilai Peserta Lomba

Wujud Konkret Pelestarian Budaya

Sementara Direktur Jendral Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid menyambut baik festival yang diselenggarakan rutin tiap tahun ini. Berdasarkan UNESCO, istilah ‘pencak’ lebih dikenal dari Jawa, sedangkan istilah ‘silat’ lebih dikenal dari Sumateri Barat, di mana menunjukkan adanya banyak kesamaan di dalam seni bela diri.

“Karena ini merupakan wujud konkret dari kita untuk terus melestarikan pencak silat yang sudah diakui secara Internasional,” kata dia.

Rektor Universitas Mercu Buana, Ngadino Surip menegaskan kejuaraan pencak silat secara Internasional yang dilakukan oleh Universitas Mercu Buana menjadi bagian dari pelestarian bangsa dan pewarisan kepada generasi muda.

Baca Juga: Regenerasi Kunci Sanggar Cingkrig Tumbal Pitung Kong Ajud

“Ini sudah menjadi suatu langkah generasi muda lintas Negara. Sehingga harapan ke depan pencak silat mampu membawa misi kedamaian. Sehingga dapat mempersatukan bangsa-bangsa di mana pun berada,” kata dia. admin

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.