Pantun diakui UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia tahun 2020 ini. Adapun penetapan tersebut dilakukan dalam sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis, Kamis 17 Desember 2020.
Zahrudin Ali Al Batawi mengaku turut bangga atas pencapaian tersebut. Adapun meski UNESCO mendefinisikan pantun sebagai salah satu bentuk syair Melayu, namun menurut Raja Pantun Betawi hal itu sama sekali tak mengurangi semangat atas capaian itu. “Karena kita bangsa Indonesia juga banyak suku, kita punya pantun. Di samping Melayu, juga ada Flores, juga Betawi,” kata dia, Selasa (23/12).
Baca Juga: Berjuluk Raja Pantun Betawi, Zahrudin Ali Beberkan Awal Mulanya
Dengan adanya capaian itu, Zahrudin mengingatkan agar ke depan harus ada perbedaan dalam hal meningkatkan pelestarian pantun di Indonesia. Ia berharap pantun diberikan ruang yang lebih luas sehingga semua orang mampu mempelajarinya. “Ini kesempatan kita belajar berpantun. Bisa juga diaplikasikan ke banyak bidang, seperti MC, Palang Pintu hingga keseharian sebagai seni,” ungkapnya.
Baca Juga: Penetapan Pantun oleh UNESCO, Momentum Pelestarian Tradisi Lisan Indonesia
Tanggungjawab Berat
Selain itu, ia juga mengingatkan tanggungjawab tersebut juga berlaku bagi generasi muda di zaman sekarang yang akrab dengan teknologi. Teknologi, sambung dia hendaknya justru menjadikan sarana pembelajaran pantun yang lebih modern. “Bukannya menjadikan mereka lantas lupa dengan budaya Indonesia sendiri, seperti pantun,” imbuhnya.
Lelaki asli Betawi ini menyatakan peran pemerintah juga tak kalah penting dalam hal ini. Pemerintah, kata dia hendaknya juga memfasilitasi pendekatan untuk mengenalkan pantun kepada generasi muda. Pasalnya, berkaca dari kondisi saat ini ternyata pantun sebatas diajarkan dalam muatan lokal di sekolah. “Misalnya melalui pembuatan kurikulum yang benar-benar fokus pantun,” kata dia.
Zahrudin juga menyatakan, sebagai penyeimbang, generasi muda juga tak hanya dituntut untuk selalu melestarikan pantun. Namun, justru ditingkatkan cara mereka mencintai puisi lama itu. “Anak-anak sekolah harusnya dikembalikan kecintaannya misalnya dengan mengadakan perlombaan setiap jenjang sekolah secara rutin,” pungkasnya.
Di akhir percakapan, Raja Pantun Betawi ini sempat membagikan pantun:
ke pasar minggu beli ikan basah
tiga kilo ada tambahnya
kita bersungguh-sungguh kita pasti bisa
itu janji allah terhadap hambanya
[…] Baca Juga: Pantun Diakui UNESCO, Begini Harapan Raja Pantun Betawi ke Depan […]
Benar sekali apa yang dikatakan si Raja Pantun Betawi (Bang H.Zahrudin), saya pun mengakui bahwa pantun Betawi emang kudu dilestarikan, mangkanya bg Samin ikut juga jejak beliau dalam seni pantun….maju terus vang