Menariknya, di sanggar ini Babah Ahyad ternyata tak hanya jago mengajarkan silat. Namun juga aktif memproduksi kuliner khas Betawi, seperti oblog bebek dan kedondong bebek khas Sukapura. “Kalau tanya oblog bebeknya Bah Ahyad, pasti mereka kenal,” kata dia lantas tertawa. * Cerita Sanggar Gebrak Pukul Betawi
Gerakan tangan dan kaki yang lincah laksana penari diiringi suara rancak gendang serta gong mengundang ketakjuban setiap mata yang memandang. Tak berlebihan jika ikut serta terbawa irama gambang kromong. Pemandangan itu bisa dilihat saat anggota Sanggar Gebrak Pukul Betawi Sukapura (Besuk) tengah melakukan latihan.
Ya, mendengar istilah aliran gebrak pukul dalam dunia persilatan tentu langsung terbayang jurus-jurus mematikan yang mampu mematikan lawan. Meski terlihat mempunyai jurus-jurus yang juga mematikan, tapi aliran ini juga tak melupakan untuk gerakan tari dalam silat atau biasa disebut kembangan.
Adapun gerakan kembangan biasa menjadi selingan di antara gerakan saling serang yang biasa digunakan untuk mengelabui musuh. Gerakan ini bisa berupa improvisasi gerak yang dapat melahirkan gerakan-gerakan sebagai seni layaknya penari.
“Kita juga menekankan di koreografi, kita kombinasikan dengan beragam gerakan lain yang selaras,” imbuh pendiri Sanggar Gebrak Pukul Betawi Sukapura (Besuk), Babah Ahyad Al-batawi.
Aliran silat dari Betawi itu kini telah dikembangkan oleh pendiri Sanggar Gebrak Pukul Betawi Sukapura (Besuk), yakni Babah Ahyad Al-batawi. Sanggar yang telah berdiri sejak 2015 ini memang bukan secara asal memilih aliran yang berasal dari Duren Sawit, Jakarta Timur itu.
Babah Ahyad menyatakan awal mula perkembangan aliran gebrak pukul berasal dari Warudoyong, Duren Sawit, Jakarta Timur. Adapun aliran ini hingga saat ini dikembangkan menjadi tiga pusat di Jakarta.
“Pusatnya di Warudoyong, yang awalnya dipimpin oleh Guru Besar Zainal Sholihin. Kemudian berkembang jadi kombinasi seperti di sanggar ini. Selanjutnya dikembangin lagi di Rawa Jati, oleh Sanggar Betawi Jagur,” kata dia kepada senibudayabetawi.com.
Lebih jauh, Babah Ahyad menyebut sebenarnya gerakan dari aliran ini tak jauh berbeda dari gerakan silat Betawi pada umumnya. Hanya, sambung dia aliran ini lebih menekankan pada gerakan gebrak pukul sehingga mematikan lawan. “Ada gerakan pukul, tangkis, hingga seliwa. Tapi memang yang paling dominan gebrak pukulnya,” kata Babah Ahyad.
Kuliner Khas Sukapura
Sanggar yang beralamat di Jalan Timbar Cakung Gang Salon RT 04 RW 03 No 2 Kelurahan Sukapura, Kecamatan Clincing, Jakarta Utara ini tak hanya memiliki silat. Namun, beragam kegiatan lain bisa dikembangkan, seperti palang pintu, lenong, hadrah, serta kuliner khas Betawi.
Menariknya, di sanggar ini Babah Ahyad ternyata tak hanya jago mengajarkan silat. Namun juga aktif memproduksi kuliner khas Betawi, seperti oblog bebek dan kedondong bebek khas Sukapura. “Kalau tanya oblog bebeknya Bah Ahyad, pasti mereka kenal,” kata dia lantas tertawa.
Tak hanya itu, Babah Ahyad juga mengklaim meski dua masakan tersebut bersal dari Betawi, tapi belum begitu meluas di Jakarta. Terbukti, di salah satu festival Betawi di daerah Rawa Jati, oblok bebek yang ia jual di stan festival ludes seketika. “Lalu kebanyakan mereka juga bertanya-tanya makanan apa ini,” imbuh dia.
Dalam kesempatan ini, ia juga membagikan sedikit resep rahasia membuat kedondong bebek. “Kalau kedondong bebek ini kuncinya buah-buahan kedondong itu kulitnya dicuci dan dibersihkan lalu ditumbuk. Jangan diblender, nanti jadinya lembek. Kalau ditumbuk kan nanti sperti abon, ada seratnya,” kata dia. admin