Silat cingkrig

Silat Cingkrig dalam Perguruan Ki Goning Rawa Belong

Silat cingkrig sangat masyur bagi masyarakat Betawi. Bahkan tak berlebihan jika aliran silat yang berasal dari Rawa Belong, Jakarta Barat ini disebut-sebut sebagai simbol silat Betawi. Salah satu perguruan yang juga mengajarkan aliran ini yaitu Perguruan Ki Goning Rawa Belong.

Bang Mar Ali selaku pembina Perguruan Ki Goning Rawa Belong ini menyatakan kali pertama perguruan ini didirikan pada tahun 1997. Tepatnya saat ia menerima amanah dari sang guru yakni Ki Hamdan.

Adapun Ki Hamdan merupakan murid dari King Goning—yang selanjutnya namanya digunakan dalam aliran silat ini. Sebelumnya, Ki Goning juga merupakan murid dari Ki Ali yang juga tak lain merupakan murid dari Ki Maing.

“Saya mendapat wajangan termasuk sekalian amanah sewaktu masih bujangan. Waktu itu Ki Hamdan sakit-sakitan hingga akhirnya sejak mendekati tahun 2000-an saya jalankan hingga sekarang,” ujar dia kepada senibudayabetawi.com, Selasa (6/1).

Adapun untuk nama asli Ki Goning sendiri yakni Ainin Bin Urim (lahir di tahun 1895 dan meninggal 1975) berusia 80 tahun.  Ki Goning sering kali dipanggil “Nin” (berubah bunyi menjadi “Ning”). Asal tambahan nama “Go” merupakan Bahasa Betawi. Nama besar Ki Goning sendirilah yang memang sengaja diabadikan untuk nama aliran ini.

Bang Mar Ali juga menyebut untuk perguruan silat ini sendiri memiliki logo yang syarat akan makna tersendiri. Ada beberapa gambar dari logo yang memiliki makna masing-masing yang menunjukkan visi misi perguruan.

Misalnya, lambang lingkaran yang ada di bagian paling luar melambangkan bumi tempat berpijak—di dalam situ pula terdapat budaya. Sementara lambang bintang pada logo menunjukkan arti ketuhanan yang Maha Esa. Demikian pula untuk logo pita warna hijau yang menunjukkan ahlu sunnah waljamaah.

“Sehingga tujuan silat itu semakin kompleks. Tak hanya soal fisik atau prestasi tapi juga rohani,” kata dia.

Kaderisasi dan Prestasi

Terbukti, Bang Mar Ali selalu mewajibkan murid-muridnya untuk tak melupakan kegiatan beribadah dalam agama Islam, seperti sholat hingga mengaji. Kewajiban tersebut harus menjadi dasar syarat utama sebelum akhirnya mempelajari silat.

Adapun untuk aliran silat cingkrig yang digunakan pada dasarnya sama yakni menggunakan 12 jurus. Namun, sambung dia dalam hal aplikasi ada sedikit perbedaan gerak yang mendasar. Misalnya, langkah dan gerakan seperti kuda-kuda dan tangan di dalam cingkrig goning lebih melebar.

“Ini tentu berbeda dengan cingkrig aliran sinan yang lebih pendek dan sama sekali tak lebar,” kata dia.

Hingga saat ini, perguruan ini memiliki 150 anggota aktif yang terdiri atas beragam kalangan usia. Bang Mar Ali juga menyebut tantangan saat ini yang ia rasakan bukan lagi soal mengajari murid, tapi lebih ke memastikan ada tidaknya kader di dalamnya.

“Ini susah, karena banyak di antara mereka yang datang dan pergi saja. Kita dari 150 anggota itu baru ada lima kader,” imbuhnya.

Kendati demikian, tak berarti Bang Mar Ali tak mengharapkan murid-muridnya berprestasi membawa nama baik perguruan silat Ki Goning Rawa Belong. Ia berharap agar prestasi yang disabet murid-muridnya bisa melampaui dirinya.

“Misalnya dulu saya peringkat tiga, sekarang bagaimana caranya agar murid-murid saya ini juga peringkat dua bahkan satu”. admin

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.