Ekspresi Kreativitas Warna Warni Pangsi hingga Silat

Ekspresi Kreativitas Warna Warni Pangsi hingga Silat di Sanggar Kembang Jaya Kusuma

Silat Betawi identik dengan kemeja berlengan panjang berwana mencolok yang kerap digunakan jagoan Betawi. Pangsi, begitulah namanya. Pakaian khas Betawi yang biasa dipadupadankan dengan peci dan sabuk itu kini semakin berkibar.

Ya, seiring dengan semakin banyaknya jagoan-jagoan Betawi yang tumbuh, semakin bertambah pula warna-warni pangsi mereka. Itu artinya, pangsi bukan sekadar sebuah baju silat, tapi setiap warna warni pangsi menunjukkan identitas perguruan masing-masing. 

Adalah Amin Rahmat Hidayat sebagai salah satu “pengibar” pangsi di jagat persilatan Betawi. Rupanya, lelaki yang juga pemimpin Sangar Kembang Jaya Kusuma ini tak ingin hanya terbelenggu melestarikan budaya Betawi melalui aktivitas di sanggar. Namun, ia juga turut menyemarakkan eksistensi pangsi di jagat persilatan Betawi.

Sejak lima tahun yang lalu, lelaki yang akrab disapa Bang Shamin ini telah menggeluti usahannya itu. Terlepas dari keinginannya untuk melestarikan pakaian khas Betawi, Bang Shamin juga ingin mengedukasi lebih jauh kepada masyarakat tentang pangsi yang biasa digunakan pada masyarakat Betawi. 

“Misalnya pangsi ini kan ada dua jenis, yaitu pangsi kalong dan palang pintu. Ini jenis dan karakteristiknya beda sementara masyarakat belum banyak yang tahu,” kata dia kepada senibudayabetawi.com, Rabu (6/1).

Warna Warni Pangsi

Adapun yang dimaksud Bang Shamin untuk pangsi kalong memiliki biasa digunakan untuk pertunjukan lenong. Biasanya pangsi ini dipadukan dengan kaos loreng. Sementara pangsi palang pintu biasa digunakan untuk pertunjukan palang pintu dan dipadukan rapi dengan sarung. 

Pakaian khas Betawi ini juga memiliki pakem tertentu yang menandainya, seperti adanya keharusan baju pangsi polos. Namun, tetap saja tak akan mengurangi petanda yang menandakan ciri khas dari setiap perguruan. 

“Misalnya pangsi silat Beksi warnanya merah, sedangkan di kita pangsinya putih,” ujarnya. 

Menariknya, meski sudah ada pakem, Bang Shamin tetap mencoba untuk berekspresi mendesign pangsi sesuai dengan kreativitasnya. Seperti halnya pangsi yang mereka miliki, yang terlihat unik dan berbeda dibanding pangsi perguruan silat lainnya. 

“Ciri khasnya kalau pangsi kita pada bagian celana itu ada kain berlebih seperti halnya celana samurai,” kata dia. 

Tak ayal jika setiap kali mengikuti festival, dengan bangganya Bang Shamin selalu menunjukkan pangsi yang menjadi ciri khasnya itu. Dan, sambungnya setiap kali  turut serta dalam festival, selalu ada yang berkomentar uniknya pangsi yang ia gunakan. 

“Saya banyak mencari inspirasi dari komik maupun film-film luar negeri yang silat juga lalu saya bayangkan dengan kombinasi pangsi,” jelasnya. 

Tak hanya pangsi, Bang Shamin juga menjual beragam pakaian maupun masker yang berornamen Budaya Betawi. “Kebetulan ini lagi pandemi dan palang pintu sepi, jadi kami memang haru memutar otak untuk berkreasi terus,” kata dia.

Sejak pandemi COVID-19, Bang Shamin juga turut merasakan imbasnya. Beragam latihan silat maupun palang pintu yang biasa dilakukan kini harus vakum. 

Profil Sanggar Kembang Jaya Kusuma

Adapun Sanggar Kembang Jaya Kusuma sendiri didirikan sejak 19 Oktober 2009 yang lalu. Beraliran cingkrig, awalnya Bang Shamin menerima amanah dari sang guru, yakni Baba Aman. Baba Aman merupakan murid dari Kong Uming, sedangkan Kong Uming merupakan murid dari Ki Ajid. Adapun Ki Ajid merupakan murid dari Ki Maing, penemu cingkrig.

Bang Shamin menyebut, jurus yang digunakan dalam perguruan silat ini tak jauh berbeda dengan cingkrig pada umunya yakni 12 jurus. Hanya, yang membedakan pada gerak aplikasi. “Kalau kita menekankan koreografi silat seni ya, bukan maen pukul. Jadi kita maksimalkan membuat formasi yang menarik,” ujarnya. 

Hingga saat ini sanggar yang beralamat di Jalan Moh. Kahfi 2 GG Johar RT 3/ RW 5 No 40 Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan ini memiliki sekitar 20 hingga 30 anggota. admin

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.