Sekretaris Umum Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) Imron Hasbullah menyatakan wajah Betawi yang lebih intelektual penting dimiliki sebagaimana menjawab tantangan kemajuan zaman saat ini.
“Kita ingin wajah Betawi saat ini dan ke depannya lebih mendahulukan permainan otak daripada permainan otot. Agar bagaimana Kebudayaan Betawi bisa bermanfaat bagi banyak orang,” kata dia kepada senibudayabetawi.com, Selasa (26/1).
Penyataan lelaki yang akrab disapa Bang Imbong tersebut sekaligus menjawab peranan Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) guna memastikan kegiatan literasi—riset terkait Budaya Betawi tetap dilakukan. Ia bukannya memandang permainan otot tak penting, tapi lebih kepada menitikkan Wajah Betawi pada kemajuan intelektual.
“Misalnya dalam hal penyebutan palang pintu. Kalau di Jakarta Timur itu namanya berebut dandang, sedangkan di Jakarta Pusat itu palang pintu. Jadi bukan dari cerita-cerita tapi ada riset yang kami lakukan,” tuturnya.
Ia menyebut bahwa hal ini juga tak lepas dari kekayaan nilai-nilai dalam Budaya Betawi sehingga bisa dikatakan sebagai perekat Nusantara. Adapun semua unsur kebudayaan Nusantara ada di dalam Betawi—Unsur Bali, Bugis, Melayu, Arab, hingga China. “Jadi salah bahwa anggapan Betawi itu terbelakang, kampungan. Betawi itu intelektual,” kata dia.
Meski mengusung wajah intelektual, Wajah Betawi yang lain, yakni memegang teguh adab dan kerendahan hati penting dimiliki sebagaimana mengacu dari ajaran pendahulu. “Karena memang Orang Betawi selama ini diajarkan tidak boleh sombong maka kami terlihat di depan tidak terlalu tampil,” jelasnya.
Diakui Bang Imbom bahwa kebudayaan pasti mengalami perubahan seiring perubahan zaman. Namun hal ini justru menjadi tantangan LKB untuk memastikan eksistensi pakem-pakem Budaya Betawi agar tetap terjaga. “Nilai-nilai dan pakem ini tidak boleh berubah. Kita jaga, kita punya literaturnya. Namun, kita pastikan juga ruang terbuka untuk pengembangannya,” kata dia. admin
Mantap pejelasannya
makasih bang 🙂