Nuansa rumah Betawi yang kental langsung menyambut siapa saja yang berkunjung ke Kedai nasi uduk Kebon Kacang Bang Zainal Fanani. Bagaimana tidak, ornamen gigi balang di bagian depan lengkap dengan jendela di samping kiri kanan mengingatkan kita pada rumah Betawi jaman terdahulu. Belum lagi kursi dan meja panjang yang luas membuat siapa saja betah berlama-lama.
Berlokasi di Jalan Kebon Kacang VIII Nomor 5, kedai nasi uduk yang eksis sejak tahun 1967 ini masih bertahan hingga sekarang. Bang Zainal merupakan generasi kedua penerus dari ayah Bang Zainal, yakni Abdul Hamid yang sedianya berjualan sop kambing. Lantas, dari sop kambing itulah beralih ke nasi uduk.
Kepada senibudayabetawi.com, salah satu karyawan, yaitu Bang Latief menyatakan nuansa Betawi memang sengaja dibuat Bang Zainal karena keinginannya agar pelanggan merasakan nasi uduk khas Betawi secara totalitas. “Jadi berasa banget Betawinya. Adem juga kan berasa seperti di rumah sendiri,” ujarnya, Kamis (25/2).
Bungkus Daun Pisang yang Khas
Menariknya, nasi uduk yang disediakan di kedai ini sangat khas, yakni dalam bungkusan daun pisang, lengkap dengan taburan bawang goreng di atasnya. Harganya Rp. 3 ribu rupiah per bungkus. Meski cukup mungil, tapi rasanya yang gurih membuat siapapun ketagihan.
Untuk urusan lauk pauknya sendiri, kedai ini menawarkan berbagai varian. Seperti ayam kampung goreng yang telah diungkep dengan bumbu kuning, sate udang, paru, empal, babat, iso, ayi ampela, usus, kulit, tempe, dan tahu hingga petai.
Adapun harga setiap lauk pauk di kedai ini bervariasi, mulai dari Rp 3000 ribu hingga Rp 25 ribu. Ayam goreng misalnya Rp. 20 ribu, sedangkan udang Rp 25 ribu.
Selain lauk pauknya yang lengkap, kedai ini juga memiliki cita rasa sambal nasi uduk yang khas. Bang Latief mengungkap, sambal nasi uduk itu berasal dari cabai rawit, cabai keriting, bawang merah dan bawang putih yang ditumbuk lantas disiram air panas dan ditambah kacang.
“Kebanyakan pelanggan di sini suka ayam goreng lalu dicocol sambal plus saus kacang. Rasanya nendang,” ujar lelaki yang telah menjadi karyawan sejak tahun 1996 ini.
Nasi Uduk Kebon Kacang
Berbeda dengan nasi putih biasa, nasi uduk khas Betawi memiliki cita rasa yang khas–rasanya yang gurih, dan butiran nasinya yang tak lengket. Aromanya pun harum karena dimasak dengan santan, serai, laos, hingga daun pandan.
Konon, awalnya nasi uduk dijual secara tradisional di kawasan Kebon Kacang. Daerah ini memang dikenal karena kepopulerannya akan nasi uduknya yang enak. Tak ayal jika banyak penjual nasi uduk yang menyematkan embel-embel Kebon Kacang demi meningkatkan nilai jualnya. Nasi uduk khas Kebon Kacang terkenal dibungkus menggunakan daun pisang berbentuk kerucut dan di bagian atasnya ditaburi bawang goreng.