Nama besar Setu Babakan sebagai pusat perkampungan Betawi untuk pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan tak perlu diragukan. Pusat perkampungan ini tak hanya mempertahankan arsitektur dan cara hidup khas Betawi jaman terdahulu. Namun, juga berupaya agar kehidupan seni di dalamnya tetap eksis, seperti halnya upaya Sanggar Setu Babakan.
Kepada senibudayabetawi.com, pimpinan Sanggar Setu Babakan, Sahroni menyatakan bahwa nama besar Setu Babakan memang membuatnya lebih mudah dalam hal mempromosikan sanggar. Namun, hal itu tak lantas membuatnya sekadar pasif dan “menunggu bola”.
“Kita tahu tak hanya membawa nama sanggar, tapi juga Setu Babakan untuk tetap menjalankan visi misi melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Betawi. Oleh karenanya kita selalu menggembleng anak-anak untuk tetap berlatih secara baik” ujarnya, Selasa (2/3).
Terbukti, sanggar di bawah pimpinannya masih juga aktif sejak tahun 2002 hingga sekarang. Tak hanya itu, bahkan anggota-anggotanya juga banyak yang berasal dari luar Setu Babakan. Terhitung, jumlah murid yang telah belajar di Setu Babakan hingga sekarang mencapai 600 orang.

Adapun tiga kegiatan berkesenian di sanggar ini yakni, Seni Tari Betawi, Silat Betawi (Beksi H. Hasbullah), serta Gambang Kromong sebagai musik tradisional Betawi. Dari tiga kegiatan tersebut, animo yang paling tinggi yakni seni tari dan silat.

Berawal dari diresmikannya daerah Setu Babakan sebagai kawasan Perkampungan Budaya Betawi pada 20 Januari 2001 oleh Gubernur Sutiyoso, Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Provinsi DKI Jakarta membuat pembinaan seni kepada masyarakat Setu Babakan.
Tak ingin menggantungkan anggaran dari Dinas, pengurus dan pelatih berinisiasi membentuk Sanggar Seni Betawi Setu Babakan pada 30 Juni 2002.
Urgensi Dukungan Orangtua
Sahroni juga mengungkap, eksistensi Sanggar Setu Babakan tak lepas dari upaya terus mendorong orangtua agar mendukung anak-anaknya berlatih dan menggeluti seni Betawi. “Sudah bukan alasan lagi kalau orang tua merasa anaknya tidak ada bakat lalu yaudah pasrah aja gitu. Padahal itu kan bisa dilatih,” ujar dia.
Justru, sambungnya orang tualah yang harusnya menginspirasi anak-anaknya agar turut melestarikan kesenian Betawi. “Saya misalnya bukan keturunan seni tapi anak saya terus saya dorong hingga suka. Ada yang berkecimpung di musik Gambang Kromong, ada juga yang fokus tari Betawi,” ujarnya.
Beragam penghargaan juga pernah dicapai oleh Sanggar Seni Setu Babakan ini, diantaranya Juara 2 Lomba Karya Cipta Tari Betawi, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta tahun 2016.
Juga Penari Terbaik dalam lomba Karya Cipta Tari Betawi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta tahun 2016, Juara 1 Lomba Tari Tradisional Indonesia Marching Emporium Pluit tahun 2015, serta Juara 1 Lomba Kreativitas Seni di Pekan Olahraga Gelanggang Remaja Jakarta Selatan tahun 2012. Admin.
Alamat Sanggar Setu Babakan: Jl. Moch Kahfi II RT 09 RW 08 No 35 Kelurahan Srengsreng, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan
Kontak: 081387487766 (Sahroni)