Kombet, begitulah singkatan dari Komunitas Betawi yang telah tumbuh lima tahun lalu. Sebagai wadah menaungi pelaku seni budaya Betawi, eksistensi komunitas Betawi ini juga sebagai ajang silaturahmi untuk memperkuat ekosistem seni Betawi.
Koordinator Wilayah (Korwil) Jakarta Barat Bang Ganda mengatakan berdirinya Kombet sebagai bentuk kepedulian terhadap budaya Betawi. “Wujud kepedulian kita terhadap Budaya Betawi yang semangkin tersingkir dari Tanah Betawi itu sendiri,” kata dia kepada senibudayabetawo.com.
Hingga saat ini, sambung dia Kombet telah memiliki 10 korwil di wilayah Jabodetabek. Satu korwil berada di daerah Palembang. Tak hanya maenan pukul Betawi, dalam Kombet turut beragam seni budaya Betawi seperti lenong, palang pintu hingga manusia petasan.
“Sementara untuk maenan pukulannya kita ada Beksi dan Seliwa. Kita satukan dalam seni lenong,” kata dia.
Dua maenan pukulan tersebut sambung Ganda digabung dengan sama sekali tak menambah maupun mengurangi jurusnya. Beksi misalnya yang memiliki 12 jurus pakem. Begitu pula dengan Seliwa yang memiliki 12 jurus. Itu artinya, dua maen pukulan Betawi ini mengikuti pakem yang ada.
Kendati mengandalkan berbagai korwil di setiap wilayah, Kombet juga terbuka terhadap sanggar-sanggar yang ingin bergabung. Bang Ganda menyebut, ia tak pandang bulu menerima siapapun yang peduli dengan seni budaya Betawi. “Kita tidak ada istilah sanggar, tapi kalau ada sanggar yang mau merapat ke kami, dengan senang hati kami terima,” ujar dia.
Ia juga berharap agar nantinya, Kombet bisa menjadi milik semua orang Betawi. Sehingga eksistensi Komunitas Betawi bisa menjadi bagian dari pelestari Budaya Betawi. Admin