Eksistensi Cingkrik

Eksistensi Cingkrik di Sanggar Kembang Cempaka

Seperti dalam sejarah,maen pukulan Cingkrik dilahirkan di Rawa Belong kian berkembang pesat ke berbagai wilayah. Kong Uming, sebagai tokoh Cingkrik di Rawa Belong berhasil mengembangkan maen pukulan Cingkrik hingga berkembang pesat. Dalam Maen Pukulan Pencak Silat Khas Betawi karangan G.J Nawi, maen pukulan ini berkembang ke berbagai wilayah, seperti Tenabang, Kemandoran (Permata Hijau), Kebon Jeruk, hingga Kelapa Dua. Eksistensi cingkrik kini berkembang, salahs atunya di Sanggar Kembang Cempaka.

Adalah Bang Sopiyan yang telah mengembangkan maen pukulan ini sejak tahun 2019. Terbilang baru untuk sebuah sanggar. Namun, lelaki yang akrab disapa Bang Abel ini memastikan tiga tahun perjalanan sanggar terbilang cukup pesat. Tak ayal jika hingga saat ini ia mengajar sekitar 30an murid di kawasan Jalan Cempaka Bawah, RT 8, RW 7, Kota Bambu Utara, Jakarta Barat.

“Sebelumnya saya belajar ke guru Besar saya, Baba Tarman. Tahun 2018 saya pisah, lalu di tahun 2019 saya mendirikan sanggar ini,”ujarnya kepada senibudayabetawi.com, Selasa (23/3).

Menurut Bang Abel, Baba Tarman merupakan murid dari Kong Hasan. Sedangkan Kong Hasan telah berguru langsung dari Kong Uming. Kong Uming sendiri merupakan murid dari Kong Ajid. Sedangkan Kong Ajid, tak lain adalah murid dari Ki Maing, pencipta jurus dan gerak Cingkrik yang dilahirkan di Rawa Belong.

Dari amanah sang Guru Besar, Bang Abel konsisten untuk melestarikan Cingkrik agar tak punah, yakni dengan terus mengajarkan pada murid-muridnya. Ia mengajarkan 12 jurus Cingkrik asli sesuai ajarang sang Guru. “Kebanyakan kan kalau udah selesai belajar yaudah. Alhamdulillah saya masih mengembangkan Cingkirk,” kata dia.

Cingkrik

Seperti diketahui Ki Maing mengkreasikan gerakan maen pukulan Cingkrik terisnpirasi dari tingkah kera. Adapun satu hari Ki Maing berjalan-jalan, tiba-tiba tongkatnya direbut seekor kera milik Nyi Saereh, tetangganya. Alhasil, ia menarik tongkatnya. Rebutan antara Ki Maing dan hewan itu tak bisa dihindari. Gerakan-gerakan kera yang sigap dan gesit memukau Ki Maing.

Nyaris tiap hari ia datangi kera itu untuk mempelajari dan menganalisis setiap gerakan kera itu. Kombinasi gerak kaki dan tangan yang gesit itu ia peragakan, dan dikembangkan menjadi maen pukulan Cingkrik.

Menurut Bang Abel, 12 jurus Cingkrik itu yakni Keset Bacok, Keset Gedor, Cingkrik, Langkah Tiga, Langkah Empat, Buka Satu, Saup, Macan, Tiktuk, Singa, Lokbe, serta Longok.

Selain silat, di sanggar ini juga terdapat beragam kegiatan seni budaya betawi lain, yakni lenong, palang pintu, hingga teater film Betawi. “Itu semua yang main ya anak-anak kita sendiri. Kita inginnya seni budaya Betawi tetap eksistensi Cingkrik tetap ada,” pungkasnya. admin.

Alamat Sanggar Kembang Cempaka

Jalan Cempaka Bawah, RT 8, RW 7, Kota Bambu Utara, Jakarta Barat

No. HP

087775636969

1 Response

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.