Mengenal Lebih Jauh Moeslem Martial Art. Sesuai namanya, perguruan yang bertempat di rusun Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat ini mengusung nama Muslim di dalamnya. Itu artinya, baik visi maupun muridnya mencerminkan nilai lelaku layaknya umat Islam.
Hal ini juga tak lepas dari maen pukulan Betawi yang memang lekat dengan nilai-nilai Islam. Adapun perguruan ini awalnya mengusung maenan Cingkrik sebelum akhirnya berubah haluan menjadi gerak rasa. Itu tak lepas dari amanah sang kakek, Baba Mar’ali Mardzuki. Muhammad Budiman Aditya, Ketua Umum Moeslem Martial Art menyatakan kendati sempat berubah haluan, perguruan ini tetap konsisten mengamalkan nilai-nilai Islam.
“Misalnya, kita punya pengajian dan wirid khusus untuk Gerak Rasa yakni dzikir dan bacaan Ya Latif yang artinya Maha Lembut dalam Asmaul Husna,” ujar dia kepada senibudayabetawi.com.
Amalan tersebut, sambung lelaki yang akrab disapa Bang Adit ini sangat berkaitan dengan maen pukulan Gerak Rasa yang memang menekankan pada ‘rasa’ pada tingkatan paling tinggi. Baba Mar’ali juga menekankan maenan ini sangat penting untuk psikis dan emosi seseorang. “Oleh karenanya baba berubah haluan. Istilahnya mengolah rasa untuk menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan nafsu dengan rasa,” kata dia.
Cari Berkah
Sebelum eksis dengan perguruan ini, Bang Adit sempat mempelajari maen pukulan lain yang juga lekat dengan nilai Islam, seperti Cingkrik, Beksi, Sabeni hingga Gerak Rasa. “Tanggungjawabnya memang besar dengan bawa nama Islam, tapi kita juga cari berkahnya,” kata dia.
Pengalaman menarik pernah dirasakan oleh Bang Adit saat memiliki murid non beragama Islam. Kebetulan, sambung dia beberapa kegiatan keagamaan seperti pengajian dilakukan di masjid. Kebetulan murid tersebut juga ikut. Bang Adit yang mengetahui ada muridnya beragama non Islam tak berusaha menyuruhnya keluar dari perguruan. Justru, lama kelamaan sang murid keluar karena oleh orangtuanya dilarang berkegiatan di dalam masjid.
“Dia lama lama hilang. Meski begitu, kita masih menjalin silaturahmi dengan baik. Tak membeda-bedakan agama apapun,” ujar dia.
Lima jurus Gerak Rasa yang diajarkan kini eksis diajarkan di lantai empat rusun itu. Menariknya, sebagian besar muridnya justru bukan berasal dari rusun itu. Hanya sekitar 20 persen dari murid yang sebagian besar diisi anak-anak remaja. Tentu, mengajarkan Gerak Rasa untuk anak muda terbilang susah sebab emosi anak muda masih belum stabil sepenuhnya.
“Ini yang menjadi tantangan kita untuk melatih mereka dan terus diiringi dengan doa dan dzikir,” pungkasnya. admin
Ingin mengenal lebih jauh Moeslem Martial Art ?
Kontak Bang Adit: 0895615789270
Adit…Terus semangat melestarikan budaya betawi dari nenek moyang kita, ajak para pemuda utk peran aktif ikut kegiatan ini, agar budaya betawi tidak di gerus oleh perkembangan zamandan sesuai kate babe kita, anak betawi hrs bisa sholat dan silat…
mantapp
Dear,
senibudayabetawi.com
Just info…..
Di Jakarta Timur juga ada olahraga maen pukulan namanya SILAT KI ATU, kalo boleh diliput juga dong Terima Kasih 🙏
Narahubungnya
Ustadz Agus Salim (Bang Agus)
0896-7875-5871
0813-1039-0046
wah boleh bangeet bang. dm atau kirim aja kontak ke senibudayabetawi.com
Yang begini yang harus kita perjuangin