Merawat Silat Tangkap Lepas

Merawat Silat Tangkap Lepas di Sanggar Betawi Muda

Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat menjadi saksi tumbuhnya maen pukulan bernama Tangkap Lepas. Ya, maen pukulan keluarga ini mulai dikembangkan di Sanggar Betawi Muda pada tahun 2015 lalu. Kendati hanya maenan keluarga, tetap ada asa untuk merawat silat Tangkap Lepas sebagai silat asli Kemanggisan.

DIbanding maen pukulan yang cukup populer seperti Cingkrik atau Beksi, nama silat Tangkap Lepas memang jarang terdengar. Maklum saja, disebut maenan keluarga silat ini memiliki dua cabang di Kemanggisan. Didirikan tahun 2015, Bang Rian, selaku pengurus Sanggar Betawi Muda menyatakan bahwa awal mula silat ini dikembangkan oleh sang kakek, Baba Haji Satiri bin Haji Saili. Kemudian, diturunkan ke anaknya, Bang Ruslan bin Haji Satiri, baru akhirnya turun padanya.

Dikenal memiliki tujuh jurus, diantaranya jurus satu, jurus dua, jurus tiga, satu puter, jurus empat, jurus lima, hingga jurus tujuh. Sementara yang menjadi ciri khas maen pukulan ini ada pada gerakan tangan dan kaki. Gerakan tangan misalnya, yang mencerminkan nama dari maen pukulan ini, cenderung menangkap kemudian melepas tangan lawan.

“Sebenarnya itu taktik kita untuk melihat kemampuan lawan, apa yang dipunya lawan. Contoh, kita mau ditonjok, lalu kita tangkap dan lepaskan,” ujarnya kepada senibudayabetawi.com, Kamis (25/3).

Jika banyak maen pukulan hanya menggunakan satu kosrek saja pada gerakan kaki maka maenan ini cenderung kosrek bolak balik. “Bolak-balik seperti sapu, jadi ngga hanya sekali,” tutur dia.

Sedangkan untuk kuda-kuda kaki yang digunakan berbanding lurus dengan peningkatan tujuh jurus yang dikuasai. Itu artinya semakin banyak jurus yang dikuasai maka semakin rendah pula kuda-kudanya.

Di balik Nama Sanggar Muda Betawi

Jika banyak perguruan atau sanggar yang menyisipkan nama Guru Besarnya pada nama sanggar, maka hal itu tak dilakukan oleh Sanggar Betawi Muda ini. Ternyata, ada kisah menarik di balik nama Betawi Muda itu sendiri. Adapun Betawi Muda FC merupakan nama klub sepak bola asli Kemanggisan yang populer di tahun 80-90an. “Karena populer dan kita tidak ingin nama itu hilang begitu saja, maka kita jadikan nama sanggar saja. Jadilah Sanggar Betawi Muda,” ujar Rian sembari tertawa.

Sama halnya dengan maen pukulan lain, Tangkap Lepas juga memiliki tradisi Ngrosul sebagai wujud syukur saat murid telah dinyatakan lulus menguasai maen pukulan secara rapi. Menariknya, murid yang akan dinyatakan telah menguasai jurus harus diurut dan melakukan sambut di tengah-tengah lilin dan telor mentah.

“Berhasil tidaknya murid itu bergantung mati tidaknya dan pecah tidaknya telor itu. Soalnya sudah menjadi tradisi turun temurun seperti itu. Kita merawat silat Tangkap Lepas ya gitu,” ujar dia. admin

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.