Senandung Musik Samrah

Senandung Musik Samrah

Berasal dari suatu ansambel musik yang hidup di Betawi pada tahun 1918, musik Samrah bermula dari teater total bernama Tonil Samrah. Berkembangnya musik Samrah tak lepas dari pengaruh kebudayaan Arab dan Melayu. Samrah berasal dari Samarokh dalam bahasa Arab yang berarti berkumpul, bersantai, sambal bernyanyi dan menari. Konon, musik ini digunakan sebagai hiburan di tengah pembicaraan mengenai ajaran Islam. Seiring perkembangannya, senandung musik Samrah kini dapat dinikmati dalam berbagai momen sebagai hiburan khususnya orang Betawi.

Pemimpin Sanggar Widya Pelangi, Kartika Widyawati menyatakan sebelum bahwa dulu pertunjukan Samrah kerap kali ditampilkan setelah acara maulid, upacara nikahan hingga khitanan. Namun, kini perkembangannya mulai langka. “Dulu berkembangnya di daerah Tanah Abang, tapi sekarang sudah langka sanggar yang masih main Samrah,” kata dia kepada senibudayabetawi.com, Rabu (31/3).

Ciri khas yang melekat dari pertunjukan Samrah bisa dilihat dari dialek, gerak, pantun, tari dan alat musik yang digunakan. Istilahnya mengikuti pakem yang ada. Pada awalnya, seni pertunjukkan Samrah dimainkan oleh kaum laki-laki (baik penari maupun pemeran perempuannya).

Pasalnya, keyakinan masyarakat Betawi yang lekat dengan nilai-nilai Islam mengharamkan perempuan main di panggung. Akan tetapi, kini perempuan ikut terlibat menyanyi maupun menari. “Kalau menari biasanya pasangan juga, laki-laki perempuan,” kata dia.

Menurut Wiwit, taka da gerak baku dalam tarian Samrah. Yang pasti, gerakan dalam tari Samrah mengikuti alunan musi pengiringnya dengan perpaduan unsur Melayu dan Betawi yang kuat. Beberapa tarian yang sanggar ini ciptakan yakni Zapin Rentak Rebana, Cik Ondet dan Cik Siti. “Ciri khasnya tarian Samrah mirip dengan gerakan silat-Seliwa dan cenderung ke tarian Melayu,” ujarnya.

Sementara untuk instumen senandung musik Samrah sendiri terdiri atas harmonium, bass betot, kendang, biola, gitar kopong serta kecrek. “Namun karena harmonium langka, kita ganti dengan accordion,” ujarnya. Admin.

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.