Panas terik tak menyurutkan antusiasme pelanggan Waroeng Sayur Asem 99. Justru, teriknya sinar matahari siang ini membuat mereka berbondong-bondong mencari makanan yang segar pelepas dahaga. Segar nikmat sayur asem Betawi di Jalan Joglo Raya No. 99 RT 1/6, Joglo, Kembangan, Jakarta Barat ini salah satunya.
Sekilas sayur asem khas Betawi buatan Bang Uci ini tak berbeda dengan sayur asem pada umumnya. Begitu pula saat kuah disibak, tampak melinjo, jagung, pare, hingga nangka mengapung menggugah selera. Namun ternyata, di dalam kuah bening ini terdapat bahan yang jarang ditemukan, yakni kecipir dan pare.
Ciri Khas
Dua bahan ini menjadi salah satu ciri khas Waroeng Sayur Asem 99 Bang Uci sejak didirikan sejak 12 tahun yang lalu. Ini menjadi asa konsisten yang dilakukannya, terlebih di masa sekarang ini, di mana mulai banyak pesaing sayur asem Betawi.
Di samping itu, tentu saja beberapa bahan sayuran lain yakni jagung, nangka, melinjo, kacang tanah, oncom, asem, terong, serta labu. Kuah beningnya yang segar mengimbangi bahan-bahan sayuran itu. Terlebih disajikan bersama nasi putih hangat dan sambal terasi. Hmm…semakin mantap.
Terlepas tanpa memakai sambal pun, kuah sayur asem khas Betawi di sini sangat terasa nikmat. Paling tidak itu menurut Mpok May, salah satu pelanggan yang jauh datang dari Depok. Ia sengaja mampir tepat di jam makan siang. “Kebetulan saya tidak terlalu suka pedas, jadi sengaja tanpa sambal. Dan memang rasanya udah terasa, tidak hambar rasa kuahnya,” ujarnya kepada senibudayabetawi.com, Jumat (9/4).
Maklum saja, kuah sayur asem di sini memang tak dibuat asal-asalan. Bang Uci benar-benar memperhatikan setiap bahannya. Beberapa bahan diantaranya, bawang merah, cabai rawit, lengkuas yang ditumbuk kasar dan ditambah dengan bawang merah goreng.
Biasanya, sayur asem ini dihidangkan juga dengan beragam lauk pauk seperti ikan bakar, ikan goreng, ayam, udang, hingga bebek. Sesuai selera. “Kalau saya lebih suka dimakan bareng ikan goreng karena lebih terasa saja pas segar nikmat sayur asem Betawi dan ikan goreng,” ujar perempuan berusia 25 tahun ini.
Nuansa Rumah Betawi
Tak hanya itu, bagi pelanggan yang makan di tempat akan merasakan nuansa rumah khas Betawi yang adem dan menentramkan hati. Begitu mengunjungi rumah makan ini, pandangan mata langsung tertuju pada bilik bambu yang memenuhi hampir semua bagian dinding rumah. Penampakan gigi balang juga tampak mencolok.
‘Rugi kalau beli tapi hanya dibungkus. Lebih nikmat kalau makan di sini sembari ngadem, berasa di rumah Betawi jadul,” ujar Mpok May.
Tak hanya nuansa dinding dan gigi balang, bagian meja dan kursi juga dibuat layaknya meja kursi Betawi jaman dulu berbentuk panjang. Meja dan kursi panjang ini tentu semakin membuat pelanggan betah berlama-lama di sini sembari melepas capek.
Pelanggan juga tak perlu takut sempit, sebab bangunan Waroeng Sayur Asem 99 ini sangat luas. Terdapat dua ruangan yang terpisah, sehingga pelanggan bisa memilih. “Jadi kita bisa lega dan santai tanpa merasa harus buru-buru kalau banyak pelanggan lain,” imbuhnya.
Beda Sayur Asem Jawa dan Betawi
Yang mencolok, kuah sayur asem di Waroeng Sayur Asem 99 ini tak seperti sayur Betawi yang lebih berwana keruh. Tak sekeruh sayur asem Betawi pada umumnya. Secara sekilas, justru lebih mirip dengan sayur asem Jawa yang lebih berkuah bening.
Bang Uci mengungkap bahwa sebenarnya ia juga menggunaka kemiri dan cabai merah. Hanya, tak sebanyak sayur asem Betawi pada umumnya. “Kalau kebanyakan justru tidak terasa segar. Kalah sama kemiri,” ujarnya.
Bukan hanya dari segi kuahnya saja, kuah sayur asem Jawa dan Betawi memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Dari segi isian sayur misalnya, sayur asem Betawi berisi oncom, kacang panjang, kacang tanah, labu, pare, jagung, jengkol, melinjo tanpa dikupas hingga kecipir.
Sedangkan, sayur asem Jawa berisi kacang panjang, dan jagung, kangkung. Beberapa versi menyebut, di Jawa ada beragam versi sayur asam. Misalnya sayur asem Jawa Timur yang identik dengan kangkung dan timun krai, sedangkan di Jawa tengah tak memakai dua macam sayur tersebut.