Sudah menjadi tradisi bahwa takjil identik dengan menu berbuka puasa yang ringan dan menggoda selera. Ada beberapa yang memilih menu takjil manis-manis, tapi ada juga yang lebih suka menu takjil menyegarkan. Salah satu menu takjil Betawi yang cocok disantap yakni Mie Juhi, kuliner langka Betawi.
Kuahnya yang asam manis dan gurih dari isiannya sekilas mengingatkan kita pada makanan laut. Pantas saja, juhi merupakan daging cumi atau sotong yang telah difermentasi. Kendati demikian, aroma gurihnya yang khas sekalipun tak hilang.
Bang Rochmat, salah satu pedagang Mie Juhi Betawi mengungkap, dibanding dengan kuliner Betawi lain, Mie atau rujak Juhi masuk dalam kategori langka. Hal ini tak terlepas dari mahal dan langkanya bahan utama kuliner ini, yakni Juhi. “Satu kilo Juhi saja bisa Rp 300ribu hingga Rp 400ribu. Itupun masih belum dimasak. Kalau udah siap pakai bisa Rp 600 ribu,” ujarnya kepada senibudayabetawi.com, Kamis (15/4).
Sensasi juhi memang meninggalkan efek gurih membuat ketagihan. Lelaki yang telah menjual mie atau rujak Juhi sepuluh tahun ini telah memiliki langganan tetap. Bang Rochmat mengungkap, ia lebih memilih daging cumi dibanding sotong. Sebab, rasanya lebih gurih. “Biasanya kita pakai bagian sungut dan siripnya lalu disuir-suir tipis,” kata dia.
Selain Juhi, beberapa bahan pelengkap lain yakni mie, daun selada, potongan mentimun, irisan kol, kentang rebus, serta bumbu kacang. Tak lupa bahan pelengkap lain seperti kerupuk emping menambah mantap cita rasa Mie Juhi.
“Untuk bumbu kacang itu juga ngga asal. Kita ada tambahan cuka juga agar ada sensasi asem-asemnya,” imbuh lelaki 45 tahun ini.
Tak hanya berjualan Mie Juhi, lelaki asli Betawi ini juga menjajakan asinan Betawi. Namun, ia mengungkap, banyak pelanggan yang lebih mencari Mie Juhi. “Apalagi buat menu takjil kan, cocok banget. Mereka kebanyakan cari Mie Juhi karena ini sudah langka,” tuturnya.
Asal Muasal
Kuliner Betawi berupa Mie atau Rujak Juhi tak lepas dari kuliner khas Tiongkok. Mengutip Jakarta-Toursim.go.id, istilah Juhi doberikan oleh etnis Tiongkok yang memang sangat menyukai olahan ini.
Merujuk istilah rujak, Rujak Juhi bisa dikatakan sebagai kuliner yang unik. Pasalnya, jika kita mendengar istilah rujak, yang terbayang adalah sayur atau buah-buahan segar yang dipadu dengan bumbu gula atau kacang.
Akan tetapi, Rujak Juhi menawarkan sensasi yang lain. Gabungan antara segarnya sayur-sayuran, diantaranya kol, kentang, selada, dan timun berpadu dengan gurihnya juhi serta sumber karbohidrat berupa mie kuning.
Konon dulu, kuliner ini dapat ditemui dengan mudah di Jakarta. Namun, seiring perkembangan zaman Mie Juhi, kuliner langka Betawi ini kian sulit ditemukan.