Sinergi Silat dan Agama Sanggar Bojong Rangkong Putra Betawi

Sinergi Silat dan Agama Sanggar Bojong Rangkong Putra Betawi

Sinergi Silat dan Agama Sanggar Bojong Rangkong Putra Betawi— Dalam urusan agama, orang Betawi tak diragukan lagi ketaatannya. Shalat, solawat, dan ngaji. Demikian pula dalam hal silat atau maen pukulan, kegiatan yang semula dilakukan sebagai olahraga penyeimbang urusan agama. Budaya ini yang masih dipertahankan oleh Sanggar Bojong Rangkong Putra Betawi (SBRPB).

Pimpinan Sanggar Bojong Rangkong Putra Betawi (SBRPB), Ari memastikan murid-muridnya di sanggar harus menyeimbangkan antara aktivitas agama dan silat. Juga mendoakan guru-guru silat yang telah wafat terlebih dahulu. “Karena kita orang Betawi sangat dekat dengan agama Islam dan maen pukulan,” ungkapnya kepada senibudayabetawi.com, Jumat (11/6).

Dahulu, begitu menjelang malam, pantang bagi anak lelaki Betawi berada di rumah. Mereka dianggap tak wajar sebab sudah menjadi kewajiban mereka untuk “dibuang ngaji” ke langgar. Mengaji dan menjajal maen pukulan.

Sejatinya, dalam maen pukulan pun tak hanya sekadar adu kekuatan fisik tapi membangun hubungan silaturahmi sesama. Berpakaian lengkap celana pangsi, baju tikim serta peci dan sarung di pundak, anak-anak muda Betawi siap pergi ke langgar.

Sejak 2018 lalu, saat sanggar ini berdiri, sambungnya sinergi silat dan agama dalam Sanggar Bojong Rangkong Putra Betawi ini tak bisa ditinggalkan. Murid-muridnya akan memulai silat begitu sudah selesai sholat dan mengaji. Penanaman agama ini juga dilakukan untuk menghindarkan murid-muridnya dari pergaulan bebas zaman sekarang.

“Kita tahu anak-anak zaman sekarang rentan terseret pergaulan yang tak baik. Maka mereka yang gabung ke sanggar Insya Allah terhindarkan dari pengaruh obat-obatan dan narkoba,” imbuhnya.

Fokus mengajarkan aliran silat Cingkrik, sanggar ini masih eksis bermarkas di Jl Malaka Baru II RT 7/ 11, Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur. Ia berharap dengan semakin pesatnya perkembangan zaman sekalipun tak membuat anak-anak zaman sekarang melupakan tradisi Betawi. “Khususnya maen pukulan karena zaman dahulu anak muda Betawi pasti bermain silat,” ppungkasnya.

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.