Mantra Jampe dalam Tradisi Sastra Lisan Betawi

Mantra Jampe dalam Tradisi Sastra Lisan Betawi

Mantra Jampe dalam Tradisi Sastra Lisan Betawi– Semua mata seolah terpana dalam mantra atau jampe yang dibacakan oleh Bang Yahya Andi Saputra. Kendati diucapkan lancar, tapi tak bisa menyembunyikan nuansa mistis di dalamnya.

Dan, begitu mantra berhenti, seorang penonton meminta Bang Yahya untuk mengulangnya lagi. “Untuk direkam dulu bang,” ujarnya tanpa segan. Secepat kilat, Bang Yahya membaca lagi jampe.

Menariknya, Bang Yahya menyatakan bahwa jampe yang dibacakan secara berulang akan kehilangan daya magisnya. Tentu, dalam hal ini berlaku bagi seorang dukun Betawi. Masyarakat Betawi telah mengenal praktek perdukunan sejak lama. Tak hanya membuat Sang Pujaan jatuh cinta alias pelet, mantra atau jampi-jampi juga biasa digunakan untuk mengobati penyakit, perkawinan, hingga menenangkan anak-anak.

Seorang Dukun Betawi memang dikenal bisa menjalin hubungan dengan roh gaib. Bila ada roh jahat yang masuk ke dalam seseorang, Sang Dukun bisa mengetahuinya. Dengan bantuan pembacaan mantra atau jampi-jampi, roh jahat dipercaya akan sirna. Dalam pembacaan mantra ini, konon Sang Dukun dalam keadaan setengah sadar sehingga ia lupa dan tak bisa membacakannya lagi.

Manuskrip Krusial

Mantra tak sekadar mempunyai daya magis untuk mengusir roh jahat. Dalam konteks tradisi Sastra Betawi, jampe masuk dalam kategori sastra lisan. Mantra atau jampe biasa dibacakan dalam berbagai variasi pengucapan, ada yang seperti pantun hingga berdendang diujarkan dengan irama cepat. Liriknya yang padat dari berbagai macam kata yang telah arkaik tak ayal memberikan nuansa mistis.

“Ini padahal perlu dimanuskripkan agar sastra lisan ini tak hilang,” ujarnya.

Tantangannya, hari-hari ini semakin banyak Dukun Betawi yang tua kemudian meninggal dunia. Padahal, sambungnya selain berdaya magis, jampe juga memiliki nilai-nilai tersendiri. Mantra tak sembarang dipraktikkan tanpa mewarisi ilmu dan syarat-syarat tertentu.

Misalnya, keharusan berpuasa hingga bersemedi dalam kurun waktu tertentu. Tarekat yang paling bahkan harus dilalui untuk berguru selama bertahun-tahun.

Jampe atau mantra juga dianggap sebagai pusaka yang bisa diwariskan para leluhur dan harus dijaga dari waktu ke waktu. Jampe tak lepas dari bagian seni budaya betawi kearifan tradisi mantra jampe dalam tradisi Sastra Lisan Betawi.

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.