Kita biasa mengenal Cingkrik, Beksi, hingga Sabeni. Ya, berbagai aliran dalam silat atau maen pukul Betawi tak ujug-ujug ada dan dimainkan. Sebelum terbagi atas jurus-jurus rapi yang menjadi ciri khas tiap aliran, terdapat sejarah muasalnya yang tak kalah menarik. Apakah itu terinspirasi dari gerakan hewan, terinspirasi dari mimpi hingga alam gaib. Salah satunya yaitu riwayat silat Kong Baman yang memiliki muasal diajarkan kakek nenek misterius.
Alkisah, hiduplah seorang tukang bangunan dan pencari kayu di daerah Pedurenan, Jakarta Selatan bernama Kong Baman. Kala siang, ia sebagai tukang bangunan, sedangkan di malam hari ia mencari kayu. Dari kayu itulah ia jadikan menjadi arang. Ia bukanlah seorang jawara. Namun, hasrat penasarannya itu muncul ketika ia mengintip latihan salah satu perguruan silat dalam perjalanan mencari kayu.
Tak disangka, ia tiba-tiba ditendang dan dihajar oleh sang guru dari perguruan silat itu. Sontak, ia tak bisa melawan dan jera tak melewati jalan lain saat mencari kayu bakar. Hari-hari berikutnya saat mencari kayu bakar, Kong Baman kaget karena muncul sosok misterius kakek dan nenek yang mengajarinya ilmu bela diri.
“Dari cerita guru saya, setiap malam Senin dan Kamis, Kong Baman berlatih rutin dengan mereka,” ujar Pimpinan Perguruan Silat Kong Baman, Bang Guru M. Yusuf kepada senibudayabetawi.com beberapa waktu yang lalu.
Beradu
Tak lama, Kong Baman dinyatakan lulus oleh kakek dan nenek misterius ini. Ia pun berani mendatangi perguruan silat yang pernah datangi dan megintip lagi. Sama seperti sebelumnya, ia ditendang dan dihajar. Namun, kali ini ia dengan gesit melawan. Penasaran, sang guru di perguruan itu akhirnya menantangnya duel dan berjanji jika ia kalah akan menjadi murid Kong Baman. Sebaliknya, jika Kong Baman kalah harus menjadi muridnya.
Pertarungan sengit terjadi. Disaksikan semua muridnya, sang guru kalah dan bersedia menjadi murid Kong Baman. Perguruan silat yang dipimpin oleh Kong Baman tumbuh dan berkembang pesat. Termasuk ke kalangan keluarganya, yakni ponakannya, Rodani bin Abdullah. Begitulah muasal diajarkan kakek nenek misterius, silat ini berawal.
Guru Bang Yusuf sendiri merupakan Bang Madani bin Mualeh yang tak lain murid dari Kong Baman. Ini berawal dari tantangan Bang Madani bin Mualeh yang kemudian dikalahkan Rodani bin Abdullah. Akhirnya, ia harus belajar langsung dengan Kong Baman. “Sementara, saya belajar dari Bang Madani sejak tahun 80-an, dari SD,” ujarnya.
Begitu Bang Madani meninggal, Bang Yusuf menggantikan meneruskan Silat Kong Baman ini ke murid-muridnya. Hingga saat ini, perguruan silat ini sudah memiliki dua cabang, yakni di Depok dan Tangerang.