Asa Orkes Olsam- Di kala mulai senja gelap gulita tiada cahaya, bercanda dan tertawa
Suara gendang memaksa pinggul untuk bergoyang, bersama pemusik dalem gang
—
Ini lagu dari dalem gang bersama sama kita berdendang
Ini lagu hey asli Cagar Alam bersama saman yok kita bergoyang
Musiknya yang rancak dan meriah menggema di dalam gang. Begitulah saat Orkes Olsam beraksi. Dari anak-anak hingga emak-emak berebutan demi menyaksikan hiburan di Gang Damai, Cagar Alam, Pancoranmas, Depok.
Berawal dari keisengan belaka. Begitulah awal mula orkes ini ada. Para personil di dalamnya tak lebih merupakan sirkel tongkrongan yang gemar bermain musik. Di dalam gang sempit, yakni Gang Damai, Cagar Alam, Pancoranmas itulah gaung musik ini menghibur di sekitarnya. Tak ayal, single perdana mereka berjudul ‘Pemuda dalam Gang’.
Terbentuknya nama Olsam juga tak jauh dari muasal riwayat mereka. Olsam merupakan singkatan dari ‘Orkes Oli Samping’. Mereka beranggotakan Zamal (melodi/ vokal), Rudibagol (Rhythm), Jakul (gendang), serta Ocan (tamborin/vokal). Musik dangdut bukanlah musik asing bagi telinga mereka. Nyaris menjadi lagu kegemaran mereka.
Lawas, Kental Betawi
Demikian pula dengan riwayat Jakul yang telah akrab sebagai penabuh gendang dari panggung ke panggung. Dialah yang akhirnya mengajak sirkel mereka akhirnya membentuk sebuah orkes. Sekilas, lagu-lagu yang mereka bawakan bernada semarak mengingatkan pada The Mercys hingga OM PMR. Itu tak lain karena asa Orkes Olsam membawa genre musik lawas di dalamnya.
Tak hanya nadanya, dalam single ‘Pemuda Dalam Gang’ misalnya. Mereka menyertakan narasi kebiasaan mereka ketika malam hari tiba. Selain itu, liriknya yang khas dengan Bahasa Betawi kental dan kocak kerap kali mengundang semua pendengar untuk akrab di dalam lagu-lagunya. Tak ayal, saat Olsam berdendang, anak-anak hingga emak-emak semua ikut berdendang.