Mengenal Maen Pukulan Ki Atu

Mengenal Maen Pukulan Ki Atu, Maen Pukul yang ‘Perempuan Banget’

Mengenal Maen Pukulan Ki Atu — Silat atau maen pukulan Betawi tak melihat gender dalam memainkannya. Perempuan maupun lelaki bebas main beragam jenis aliran maen pukulan. Kendati demikian, ada satu maen pukulan yang ‘sangat perempuan’, yaitu maen pukulan Ki Atu.

Disebut ‘sangat perempuan’ sebab maen pukulan ini ditemukan oleh seorang perempuan bernama Ni Reme’. Tak hanya itu, gerakannya pun sangat defensif dan lemah gemulai dengan tanpa menghilangkan sisi silat di dalamnya.

Menurut salah satu pengajar maen pukulan Ki Atu, Babe Yadi, maen pukulan ini memiliki ciri khas seperti sikap pasang khas perempuan. Tapak tangan kiri terbuka menutupi payudara kanan, sedangkan sikap pasang kaki menyilang dengan tangan—disebut Seliwa dan Klebengan.

“Nah untuk langkah kuda-kudanya ditandai dengan karakter khas naik turun atau biasa disebut Betawi Kampung Asem atau Silem Timbul,” ujarnya kepada senibudayabetawi.com, Kamis (15/7).

Menariknya, maen pukulan Ki Atu biasa disebut juga Jurus Sambutan Ujung, yakni menggunakan senjata tumpul. Demikian pula dengan jurus sambutan ujung sering digunakan para jawara maen pukulan Ki Atu dalam pertandingan ketangkasan gebug rotan, ujungan. “Jurus-jurusnya juga sederhana, ada tiga,” imbuh lelaki berusia 65 tahun ini.

Nama tiga jurus dasar maen pukulan Ki Atu terinspirasi dari nama urutan tiga huruf hijaiyah. Mereka adalah Jurus Alif (Jurus Empat Rapet), Jurus Ba’ (Jurus Empat Beset), serta Jurus Ta’ (Jurus Sambut Ujung atau Ujungan). Dalam perkembangannya, tiga jurus tersebut bertambah menjadi lima jurus. Dua jurus tambahan tersebut yaitu Jurus Tsa’ dan Jurus Jim (Jurus Bandul). Itulah secara garis besar untuk mengenal maen pukulan Ki Atu.

Ritual Tradisi Maen Pukulan Ki Atu

Sama halnya dengan maen pukulan lain, ritual tradisi maen pukulan dilakukan saat murid dianggap matang untuk bermain langkah dan jurus. Biasanya, ritual dilakukan menjelang bulan Ramadhan saat semua kegiatan silat akan ditutup. Dari ritual khusus juga kita bisa tahu jenis maen pukulan, termasuk mengenal maen pukulan Ki Atu.

Ritual dilakukan dengan melakukan pengurutan menggunakan uang logam. Tangan murid diurut dengan membentuk Tapak Jalak. Usai diurut, sang murid harus menjalankan jurus sembari berebut kue onde-onde dari tangan sang guru sembari maen pukul. Jika dalam perebutan itu ada kue onde yang pecah dan mengeluarkan gula, murid dianggap gugur. “Tapi sekarang tradisi ini sudah mulai jarang dilakukan karena sangat sedikit penerus Ki Atu,” ujar Babe Yadi.

Adapun kue Onde-onde mengandung satu filosofi khusus seperti halnya ciri khas kuda-kuda maen pukulan Ki Atu yang naik turun atau silem timbul. “Saat dimasak, kue onde juga silem timbul naik turun saat dimasak,” pungkas dia.

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.