Pengaruh Etnis Luar terhadap Maen Pukulan Betawi— Tumbuh kembang maen pukulan Betawi tak lepas dari pengaruh etnis luar. Baik itu pengaruh internal (pribumi) maupun eksternal (non pribumi). Ini terjadi karena hubungan yang pernah terjalin antara Batavia dan beragam etnis tersebut.
Paling tidak, terdapat tiga etnis besar yang memengaruhi maen pukulan Betawi. Mereka adalah Sunda/ Jawa, Tionghoa, serta Melayu/ Sumatra/ Bugis.
Pertama, etnis Cina yang diyakini paling banyak memengaruhi maen pukulan Betawi. Para imigram Cina yang datang ke Tanah Batavia dibagi menjadi tiga fase (abad ke 7-10, 13-15, serta 18-19) terdiri atas beberapa ahli ilmu bela diri.
Pada abad ke-13, pasukan Ku Bilai Khan meninggalkan pasukan pembelot Hokian untuk berdomisili di Jawa. Lalu, dua abad kemudian,d atanglah armada Ceng Ho yang banyak memiliki ahli bela diri. Saat singgah di Jawa Barat, tak sedikit yang memutuskan untuk tinggal dan menyebar hingga ke Batavia.
Etnis Cina disebut-sebut memiliki andil yang besr terhadap kebudayaan Betawi. Ini tak lain mengacu dagh register (sensus penduduk) tahun 1815, jumlah mereka di Batavia menjapai 33 persen dari total 14.217 jiwa. Kemudian disusul etnis Jawa/ Sunda.
Sedangkan, etnis Sunda/ Jawa (Priangan, Cirebon dan Banten) memberikan pengaruh cukup besar pada kebudayaan Betawi. Pengaruh bela diri etnis Sunda (pencak/ ulinan) sangat dominan hingga terbentuknya maen pukulan di Betawi (ommelanden di bagian barat dan timur Batavia). Di samping memang secara letak geografis dekat dengan Sunda, unsur lain yang bisa dilihat dari riwayat sejarah dan pakem gerak jurus.
Sementara, etnis Melayu/ Sumatera dan Sulawesi juga memberikan pengaruh terhadap maen pukulan Betawi. Misalnya, etnis Melayu Riau Kepulauan (Dermuluk), Minang, serta Bugis dipetakan mengacu lokasi awal etnis tersebut tumbuh dan berkembang. Kebanyakan, awal pengaruh etnis luar tersebut terhadap Betawi berada pada ommelanden utara dan tengah.