Perkembangan Kesenian Jakarta — Kesenian di Jakarta memliki karakteristik tersendiri. Terutama di masing-masing wilayahnya, baik di Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Pusat hingga Jakarta Timur. Adapun secara umum, terbagi menjadi Jakarta pusat dan Jakarta pingiran. Dibanding Jakarta bagian pusat, bagian pinggiran menjadi awal perkembangan kesenian. Mengapa demikian?
Orang-orang dari daerah luar atau pendatang akan menetap di daerah pinggiran terlebih dahulu. Mereka jarang yang langsung bisa tinggal di pusat atau tengah kota yang banyak dikuasai oleh para penguasa asing. Dalam hal ini, akulturasi budaya merupakan satu hal yang tak dapat dihindari.
Kesenian di wilayah Jakarta Urara. Perkembangan kesenian Jakarta yang paling tua di wilayah ini yakni di daerah Tugu serta Kecamatan Clincing. Sejak abad ke XVII, daerah ini terkenal sebagai peninggalan sisa-sisa orang Portugis. Di daerah ini pula orang Portugis kali pertama mengenalkan kesenian keroncong.
Betawi Pusat dan Pinggiran
Tak hanya itu, di Jakarta Utara wilayah Angke dan Bandengan termasuk Kecamatan Penjaringan kesenian gambang kromong, lenong dan pencak silat juga berkembang pesat.
Sementara di wilayah Jakarta Selatan, terutama Kecamatan Kebayoran Lama terkenal akan perkembangan kesenian silat maen pukulan dan cerita-cerita rakyat. Kita mengenal Beksi yang juga berkembang di Petukangan. Di wilayah Pasar Minggu banyak juga kesenian lenong, rebana biang, rebana blantek, hadro dan kasidah yang berkembang.
Tak berbeda jauh dengan Jakarta Selatan, di wilayah Jakarta Barat juga berkembang seni silat dan cerita-cerita rakyat zaman dahulu. Sedangkan, di daerah Glodok turut berkembang kesenian gambang kromong, cokek, serta jipeng. Demikian di daerah perbatasan Tangerang, Depok dan Bogor berkembang pula kesenian lenong.
Jakarta Timur sejak zaman dahulu terkenal akan pusatnya lenong. Terutama di daerah Tambun, Bekasi, Klender, Rawamangun, serta Pasar Rebo. Tak hanya itu, tanjidor, jipeng, ondel-ondel, topeng doger, wayang kulit turut berkembang. Kawasan jatinegara, Bidaracina, Pisangan juga turut menjadi pusat perkembangan rebana, gambus, tarian samba serta orkes Melayu.
Terakhir, perkembangan kesenian Jakarta di kawasan Jakarta Pusat di daerah Kemayoran turut berkembang keroncong sejak abad XX yang merupakan eksistensi keroncong Tugu. Di daerah Tanah Tinggi juga terdapat kesenian Ondel-ondel, kesenian gambus, orkes Melayu, hikayat, serta silat.