Sejarah Perhimpoenan Kaoem Betawi

Sejarah Perhimpoenan Kaoem Betawi

Sejarah Perhimpoenan Kaeom Betawi – Masyrakat Betawi pada masa kolonial umumnya menduduki kelas sosial terendah di Batavia. Mereka tinggal tersebar di dalam kampung-kampung. Hidup sebagai penjual tanaman, sedikit produksi kerajinan tangan dan memberikan jasa seperti menjadikusir sado atau gerobak lembu dan pencuci pakaian.

Kendati demikian ada pula masyarakat Betawi yang terdidik dengan mengenyam pendidikan tinggi. Misalnya Muhammad Husni Thamrin yang mencucuki sebagai Loco Burgermester atau Wakil Walikota di Gemeente Batavia pada 1929. Memiliki kesatuan visi yakni ingin meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan sosial ekonomi Betawi, mereka memelopori berdirinya Perhimpoenan Kaoem Betawi.

Organisasi Kaoem Betawi mulai terbentuk pada 1916 di bawah pimpinan Thamrin Muhammad Thabari (1860-1923). Organisasi ini fokus pada perkumpulan regional yang menggabungkan aspek amal dan pendidikan. Kaoem Betawi mendapat pengakuan resmi dari pemerintah kolonial Belanda pada 1923 atas peranananya Thamrin dan Masserie (Ketua Perhimpunan Kaoem Betawi tahun 1923).

Perhimpoenan Kaoem Betawi merupakan perkumpulan politik pertama yang menggunakan nama Betawi sebagai identitasnya. Ini merupakan petanda tonggak berdirinya masyarakat Betawi. Adapun sebelumnya, masyarakat Betawi lebih banyak menyebut dirinya berdasar identitas tempat tinggal mereka. Misalnya “Orang Kemayoran”, “Orang Kebayoran”, serta ‘Orang Depok”.

Dalam perhimpunan ini, keanggotaan nama penduduk asli Batavia biasa disapa dengan nama Kaoem Betawi. Surat kabar di Batavia pada abad ke 19 menyebut penduduk asli kta Batavia dengan sebutan “Orang Selam”.

Dalam masa awal perjalanan Perhimpoenan Kaoem Betawi, Masserie selaku ketua sangat menekankan tentang perlunya ikatan solidaritas dan pendidikan di antara Kaoem Betawi. Ikhtiar pendirian sekolah-sekolah, dan kursus mulai dilakukan. Begitu pula dengan perbaikan ekonomi melalui koperasi guna meningkatkan kesejahteraan anggota-anggotanya.

Di bawah kepemimpinan Masserie, sejarah Perhimpoenan Kaoem Betawi mampu melebarkan sayapnya hingga memiliki cabang di Bandung (1924).

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.