Mengenal Kesenian Betawi Jinong – Pertunjukan lenong, khususnya Lenong Preman diiringi musik tanjidor biasa disebut dengan Jinong. Seperti halnya namanya, jinong tak lain merupakan singkatan dari tanjidor dan lenong. Pada masanya, jinong berdiri sebagai teater rakyat dengan lakon yang dibawakan lenong. Beberapa lakon jinong, diantaranya, lakon Si Jampang, Si Pitung, Si Angkri Jago Pasar Ikan.
Perkembangan perpaduan seni tanjidor dan lenong yang dikenal dengan jinong tak lepas dari awal mula musik tanjidor. Musik rakyat ini telah tumbuh di sekitaran Depok, Cibinong, Citeureup hingga berkembang ke Jabodetabek.
Awal Mula
Pada awalnya, tanjidor hanya membawakan lagu Mars dan Wals instrumen gaya Eropa yang akrab dengan irama diatonis. Namun, seiring perkembangannya seniman Betawi pinggiran mulai menyeleraskan dengan irama pentatonik dengan lagu-lagu Betawi. Demikian pula dengan pemain awalnya adalah lelaki.
Awal mula perpaduan tanji dengan lenong berawal dari percobaan teaterikal pemain perempuan sebagai penari topeng tanji. Mengutip Panduan Sejarah Peradaban Jakarta, para penari Topeng Tanji akan menari bersama dalam iringan lagu instrumental Sunda Gunung. Beberapa lagunya, diantaranya Krantagan, Bajing Loncat, serta Glenderan.
Tak berhenti di situ, percobaan teaterisasi berlanjut dengan penambahan rangkaian dialog dan laku. Seperti halnya penambahan bodor, banyol hingga Bapa Jantuk sekitar tahun 1930-an. Seperti halnya teater Betawi lain, proses teaterisasi pertunjukan lakon panjang hingga semalam suntuk dilakukan, baik itu di Jakarta Timur, Bogor hingga Bekasi.
Adapun pertunjukkan lenong dibagi menjadi dua yaitu Lenong Denes dan Lenong Preman. Lenong Denes biasa membawakan cerita kerjaan dengan bahasa Melayu Tinggi. Sebaliknya, Lenong Preman bercerita tentang lakon jagoan dengan penggunaan bahasa sehari-hari.
Mengenal Kesenian Betawi Jinong di Jakarta Timur
Khusus perkembangan Jinong di Jakarta Timur cenderung menggunakan Lenong Preman (lakon Jagoan dengan bahasa sehari-hari). Misalnya, pada grup Jinong Kalisari, Jinong di Kampung Ceger yang terletak di kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Masyarakat Betawi biasa menyebutnya dengan istilah Jampang atau Tanji dijampangin.
Sebagai sebuah teater rakyat, Jinong yang lebih banyak bermain di arena tanah, meski mereka sedang bermain di atas panggung yang ditinggikan. Sedangkan, para pelaku Jinong masih sering terjun atau keluar berkejaran disela -sela penonton dengan tetap berdialog seakan -akan masih berada di arena atau pentas.