Riwayat Maen Pukulan Pulet — Maen pukulan Pulet kali pertama disebarkan oleh seorang natif yang akrab disapa Kong Sima (Sirun bin Bongkok) di daerah Kampung Dua, Jatisampurna Bekasi.
Mengutip Maen Pukulan Pencak Silat Khas Betawi yang ditulis G. J. Nawi, berdasarkan tuturan lisan, maen pukulan Pulet yang dikuasai Kong Sima diperoleh dari seorang pendatang dari Kampung Dukuh, Pondok Gede, Kramat Jati.
Kong Sima yang sehari-hari merupakan pedagang serabutan di kampung kerap kali mengalami intimidasi. Beruntung, ia piawai bermain pukulan Pulet sehingga ia akhirnya disegani jagoan kampung lain. Dari situ pula, mulai berdatangan murid-murid yang ingin belajar padanya.
Salah satu muridnya yaitu Sama dan Hanafi, dan Baba Niman yang kelak meneruskan dengan mengajarkan maen pukulan ini. Adapun Baba Niman akhirnya meneruskan keilmuan maen pukulan Pulet melalui perguruan Pendekar Sumur Tujuh, Kampung Dua. Ia bersama-sama dengan Mardamih, putranya menggiatkan kembali maen pukulan ini tahun 2012.
Adapun untuk maen pukulan ini juga memiliki filosofis tersendiri, yakni “Lengket, Kagak Peta” yang artinya lentur tidak keras. Seperti halnya namanya, karakter khas dari maen pukulan ini yaitu pulet. Apabila memegang lawan, tak seperti pegangan masif. Tapi menempel ke mana saja lawan bergerak.
Dengan cara ini pula, sangat mudah untuk membaca gerakan lawan dan direspon dengan cepat, seolah tangan memiliki “mata” tersendiri.
Seperti halnya maen pukulan tradisional, maen pukulan Pulet tak memiliki spesifikasi jurus. Inti maen pukulan ini terletak pada sinergi anggota badan lainnya. Posisi tubuh bersinergi mencari titik kelemahan lawan. Beberapa jurus inti dari maen pukulan ini yaitu Langkah Tiga, Langkah Empat, Langkah Tujuh, dan Langkah Sembilan.