Rupa-rupa Tionghoa dalam Perkawinan Adat Betawi — Akulturasi budaya dari luar ke tanah Batavia telah terjadi seiring kedatangan para penjelajah sejak dahulu kala. Penduduk lokal secara tak langsung menerima dan mengkolaborasikan dengan budaya dari luar hingga terjadilah proses pertukaran antar budaya. Salah satunya yaitu etnis Tionghoa.
Etnis Tionghoa dikenal sebagai bangsa yang gemar melakukan perdagangan di Indonesia. Bahkan, mereka sudah ada di Indonesia sejak abad ke 5. Namun, pasca terjadinya peristiwa berdarah di Kali Angke pada 9 Oktober 1740 yang dipimpin oleh Kapten Ni Hoe Kong, etnis Tionghoa berpencar tinggal di pinggiran.
Konon, masyarakat Tionghoa terpencar dan tinggal di Jakarta serta menikah dengan orang lokal. Perkawinan silang tak dapat disangkal dan berujung pada pembauran budaya. Upacara adat Betawi yang saat ini kita kenal merupakan produk akulturasi dari etnis Tionghoa. Rupa-rupa Tionghoa dalam perkawinan adat Betawi diantaranya.
Petasan
Dalam perkawinan adat Betawi, tepatnya saat upacara Rudat, keluarga pengantin perempuan akan menyambut rombongan pengantin lelaki dengan petasan. Dalam legenda Tiongkok, khusunya saat Tahun Baru Imlek, membakar petasan menyimbolkan kebahagiaan dan menyambut keberuntungan di tahun berikutnya
Angpau
Angpau tak hanya dikenal saat menyambut Tahun Baru Imlek. Akan tetapi, dalam perkawinan adat Betawi, para undangan memberikan hadiah berupa angpau kepada pengantin. Tidak ada batasan dalam pemberian jumlah nomial angpau sebab diberikan secara sukarela
Phoenix
Pada pakaian adat Betawi, terlihat gambar burung Hong atau Phoenix yang mencolok. Burung Phoenix sendiri dalam masyarakat Tionghoa termasuk dalam dua dari empat makhluk ajaib Tiongkok. Tubuh burung Phoenix melambangkan lima hal penting bagi manusia. Pada bagian kepala menggambarkan kebajikan, bagian sayapnya menggambarkan kewajiban, bagian punggungnya menggambarkan perilaku baik. Kemudian pada bagian dada menggambarkan kemanusiaan, serta bagian perut menggambarkan keandalan atau dapat dipercaya.
Naga
Selain Phoenix, pada pakaian adat Betawi juga terdapat gambar Naga. Naga merupakan satu dari 12 makhluk Shio yang digambarkan baik hati dan jinak. Naga di daratan China merupakan binatang mitos yang kompleks dan melambangkan kesuburan.
Mie
Terdapat beragam jenis jamuan yang disuguhkan kepada para tamu undangan. Salah satu jamuan yang tak boleh terlewatkan pada zaman dahulu yaitu makanan Tionghoa berupa mie. Mie kali pertama dibuat di Tiongkok pada masa pemerintahan dinasti Han. Hingga saat ini, makanan ini bisa menjadi makanan sehari-hari semua lapisan masyarakat.
Gambang Kromong dengan Lagu Tionghoa
Pada zaman dahulu resepsi perkawinan adat betawi tak lengkap rasanya tanpa iringan musik gambang kromong dengan lagu-lagu Tiongkok.
Pakaian penari Cokek yang berasal dari Tionghoa
Tari Cokek juga akrab dalam serangkaian hiburan resepsi perkawinan adat Betawi. Biasanya, pakaian yang dipakai oleh penari berasal dari Tionghoa.

Jung
Jung merupakan miniatur perahu Tiongkok yang digunakan sebagai seserahan. Biasa diberi hiasan warna warni dengan diisi miniatur pasangan pengantin. Seserahan ini memiliki makna sebagai lambang kesiapan pasangan pengantin mengarungi gelombang laut kehidupan.