Pemaknaan Simbol Tradisi Palang Pintu

Pemaknaan Simbol Tradisi Palang Pintu

Pemaknaan Simbol Tradisi Palang PintuPalang pintu merupakan salah satu tradisi kebudayaan Betawi sebagai pengiring pernikahan manten laki-laki dan perempuan. Wujud konkretnya berupa kegiatan seni tradisi Betawi, seperti silat atau maen pukulan, adu pantun, seni musik, pembacaan shalawat serta ayat suci Al-Quran.

Palang pintu itu sendiri memiliki arti sebagai syarat agar lelaki Betawi yang akan menikah harus memiliki dua syarat mutlak, yaknis ialt dan mengaji. Silat atau maen pukulan sebagai simbol mampu melindungi istri dan anak-anak. Sedangkan mengaji sebagai simbol bahwa lelaki mampu menjadi pemimpin bagi keluarga.

Sebelum rombongan pengantin laki-laki berangkat menuju rumah pengantin perempuan, beberapa hal yang harus dilakukan oleh pengantin laki-laki. Pertama, yaitu mengucapkan salam pembuka dari kedua mempelai. Kedua, adu pantun yang menanyakan kesiapan mempelai laki-laki untuk menyanggupi syarat yang diajukan mempelai lawan. Ketiga, adu pukul yang membuktikan mempelai laki-laki menyanggupi diuji.

Selanjutnya, pembacaan ayat suci Al-Quran yang menunjukkan mempelai laki-laki akan menjalankan ketentuan yang diajarkan agama Islam. Terakhir, lantunan sholawat dustur yang dilakukan pihak mempelai lelaki apabila ingin mempelai perempuan memiliki kemuliaan hati dan kesabaran dalam berumah tangga.

Pemaknaan Simbol Tradisi Palang Pintu

Menukil Makna Simbolik Palang Pintu pada Pernikahan Etnis Betawi di Setu Babakan tulisan Melinda & Paramita, menyatakan bahwa beragam objek yang ada dalam tradisi palang pintu memiliki beragam makna. Misalnya, kembang api sebagai simbol mengabarkan berita gembira kepada para tetangga maupun kerabat di sekitar. Adanya kembang kelapa juga memberi makna bentuk pengharapan bahwa mempelai laki-laki akan senantiasa menjalankan kehidupan yang berkah.

Penanda simbol tradisi palang pintu selanjutnya yakni suatu tempat. Pemilihan tempat terselanggarannya proses palang pintu di tempat mempelai perempuan menunjukkan bahwa etnis Betawi menganut budaya patriarki. Adapun, kewajiban kunjungan mempelai laki-laki ke mempelai perempuan menunjuukan bentuk penghormatan pada perempuan.

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.