Kerakel, Senjata Ampuh Masyarakat Betawi — Kerakel merupakan salah satu senjata yang digunakan oleh jago, jagoan dan jawara Betawi tempo dulu. Dan, senjata ini diakui sebagai senjata yang pernah eksis hingga saat ini. Orang Betawi Rawa Belong biasa menyebutnya dengan blangkas.
Kalangan praktisi bela diri menyebut, kerakel dikenal sebagai knucle (Bahasa Inggris) yang memiliki arti buku kepalan. Namun, Budayawan Ridwan Saidi menyatakan, kerakel akronim dari kerak keling, yakni sejenis senjata pukul berbahan dasar sisa pembakaran baja hitam.
Sisa baja ini kemudian dicor ke dalam cetakan hingga terbentuk buku kepalan. Sementara, beberapa sumber menyebut bahwa kerakel berasal dari bahasa Belanda, krakkel yang memiliki arti perkelahian.
Menariknya, cara pemakaian senjata kerakel ini cukup sederhana, yakni dengan memasukkan jari-jari ke dalam lingkaran kerak keeling. Lingkaran berjumlah empat ini digunakan sebagai perisai buku kepalan guna untuk memukul. Bentuknya yang menonjol di tiap-tiap bagiannya ini tentu akan menambah daya sakit bagi lawan.
Variasi Kerakel
Beragam jenis kerakel memiliki variasinya. Misalnya ada krakel yang bagian depannya ditambahi dengan logam tajam sehingga bisa menusuk dan melukai lawan. Selain itu, ada pula kerakel yang memiliki bentuk logam bulatan agar memiliki pukulan keras hingga membuat lawan cedera.
Para pendekar, jawara, maupun jagoan Betawi juga banyak yang memakai lilitan kain pada kerakel. Tujuannya tak lain agar lebih nyaman digunakan dalam kepalan tangan. Lilitan tangan ini pula dapat menghindari memar atau luka pada jari.
Konon, pada akhir abad ke 17, orang-orang peranakan Cina di luar kota memodifikasi kerakel menjadi sebuah bilah dengan dua mata yang tajam. Modifikasi ini biasa disebut dengan Ji-Sau (Ji artinya dua, dan Sau artinya bilah).
Seiring perkembangannya, lidah masyarakat Betawi memetaforkan kata ji-sau menjadi pi-sau, meski pada faktanya pisau hanya bermata satu.
Ramadani Wahyu