Begini Kunci Red Beksi Kekalkan Regenerasi – Silat atau maen pukulan Beksi merupakan salah satu jenis aliran yang memiliki banyak pengikut dibanding maen pukul lainnya. Ini tak lain karena masifnya proses regenerasi hingga akhirnya banyak melahirkan generasi baru. Salah satunya yaitu Red Beksi.
Perguruan Red Beksi yang berpusat di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan ini hingga saat ini telah memiliki sebanyak 21 kolat di seluruh Jakarta dengan kurang lebih 383 murid.
Ketua Umum Red Beksi, Haji Hamdih menyatakan regenerasi silat Beksi penting dilakukan agar maen pukulan ini tak mati. “Mereka yang istikamah, rajin belajar juga pasti akan bisa. Jadi harus konsisten,” ungkapnya kepada senibudayabetawi.com, Kamis (21/10).
Rupanya, mayoritas murid Red Beksi justru didominasi oleh anak-anak. Itu artinya, regenerasi sejauh ini telah berhasil. Ini tak lain karena sistem pengajaran maen pukulan di Perguruan Red Beksi yang telah tersusun rapi. Haji Hamdih mengakui bahwa untuk dipelajari anak-anak, Beksi terbilang susah. Oleh karenanya, ada sistem pengajaran tersendiri bagi mereka.
Gerakan Dasar
Adapun Beksi terkenal dengan pukulan celentangnya. Nah, pada anak-anak usia di bawah 10 tahun, mereka hanya fokus belajar mengenal kepelan yang khas dari Beksi ini. Selanjutnya, untuk anak usia di atas 10 tahun tidak diperkenankan belajar jurus sebelum melalui gerakan formasi Red Beksi. “Formasi ini untuk dasar atau landasan agar permainan jurusnya makin luwes dan lentur,” ujar dia.
Dalam gerakan formasi, terdapat sembilan macam gerakan yang wajib dikuasai oleh sang murid. Misalnya, pada gerakan formasi pertama fokus pada gerakan pukul, termasuk di dalamnya bagaimana memukul yang tepat, trik serta gerakan kecepatan yang benar.
Demikian pada gerakan formasi kedua yang lebih menekankan gerakan ketok dan gerakan formasi lainnya. Setelah murid lulus pada tahap gerakan formasi, mereka akan mulai belajar 18 jurus dalam Red Beksi.
Menariknya, Haji Hamdih memiliki pengalaman yang tak terlupakan. Adapun saat awal mula belajar Beksi, ia belum melewati gerakan formasi. Namun, begitu sampai tengah belajar jurus inti Beksi, ia terpaksa harus mengulang gerakan formasi.
“Awal dulu saya langsung jurus, ketika sudah masuk jurus Broneng, ulang lagi belajar formasi. Bang Farid menyuruh belajar formasi agar nantinya saat punya murid bisa bekalin mereka. Maka saya belajar ulang,” pungkasnya.