Pameran Njlimet Buah Karya Sepuluh Perupa – Pandemi menjadi masa yang penuh jeda, yang kemudian dimanfaatkan para perupa sebagai momen mengevaluasi diri, penuh kontemplasi atau perenungan. Masa ini mampu melahirkan gaya, warna dan tema baru. Hal itulah yang kemudian menjadi tema besar dalam pameran seni rupa bertajuk Njlimet. Pameran yang berlangsung dari Kamis (21/10) hingga Rabu (27/10) di Bentara Budaya Jakarta itu sukses memberi ruang pada sepuluh perupa dalam kelompok Kembar Sepuluh.
Ketua seniman perupa, Rizal misilu menyatakan pemaknaan tajuk Njlimet merupakan respon untuk kondisi pandemi yang kerap kali membuat orang mumet. Adapun njlimet dalam bahasa Jawa artinya ruwet.
“Dari kondisi ini kami dituntut menjaga semangat terus berkarya,” ungkapnya di Jakarta.
Kelompok Kembar Sepuluh yaitu terdiri dari Rizal Misilu, sebagai ketua, Noor Udin “Ung”, Anton Rimanang, Rianto Karman. Kemudian, Isa Anshori, Radetyo “Itok” Sindhu Utomo, Aznar Zacky, Arif “Bachoxs” Wicaksono, Rony Sanjaya dan Indiria Maharsi. Adapun dengan kurator pameran M. Arief Budiman.
Arief Budiman menyampaikan makna dari karya dalam pameran ini. Pameran Njlimet buah karya sepuluh perupa diharapkan dapat menggugah pentingnya ikhtiar serta harapan hidup selanjutnya.
“Tema pameran ini merefleksi kehidupan kita yang hampir dua thaun menjalani masa COVID-19, memunculkan ketidakjelasan, tantangan serta ketidaktahuan di mana ujungnya,” ungkap dia.
Kendati demikian, Arief Budiman tetap mengambil hikmah di balik situasi pandemi COVID-19 saat ini. “Tidak ada hal yang terjadi dalam kehidupan kecuali alasan tertentu memberi kesempatan berbuat lebih baik pada orang lain san saling menguatkan,” imbuhnya.
Ramadani Wahyu