Peringatan Sumpah Pemuda, Begini Gaung Nasionalisme Pemoeda Kaoem Betawi — Perjalanan panjang Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober tak lepas dari perjuangan pemuda berbagai daerah di Indonesia. Terutama pemuda yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dalam penyelenggaraan Kongres Pemuda II, cikal bakal Sumpah Pemuda.
Itu artinya, kata Pamong Budaya Museum Sumpah Pemuda, Dwi Nurdadi, Sumpah Pemuda tak bisa terlaksana tanpa hadirnya perwakilan-perwakilan organisasi pemuda di setiap daerah. Termasuk organisasi pemuda yang menaungi tokoh-tokoh Betawi yakni, Pemoeda Kaoem Betawi.
Gaung semangat Nasionalisme Pemoeda Kaoem Betawi sangat menggelora di bawah pimpinan Muhammad Tabrani. Organisasi ini dibentuk pada 1927 dengan tujuan dapat memajukan pemuda-pemuda Betawi.
Muhammad Tabrani juga dikenal sebagai wartawan dari angkatan tua dan pelopor penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Selain dikenal sebagai pendiri Pemoeda Kaoem Betawi, ia juga dikenal sebagai tokoh dalam Jong Java.
Pada 1936, ia juga pernah menjadi pemimpin redaksi harian Pemandangan hingga 1942. Pada zaman kependudukan Jepang, ia pernah ditangkap dan dipenjara di rutan Sukamiskin, Bandung.
Dwi menyatakan, awal sejarah terbentuknya organisasi Pemoeda Kaoem Betawi ini tak lepas dari organisasi pemuda daerah lain yang telah berdiri, seperti Jong Java dan Jong Sumatera. “Sehingga para tokoh-tokoh pemuda Betawi ini merasa membutuhkan wadah, akhirnya lahirlah organisasi Pemoeda Kaoem Betawi,” ungkapnya kepada senibudayabetawi.com, Kamis (28/10).
Sama halnya dengan organisasi pemuda lain, meski bernama Betawi, tapi organisasi ini bersifat luwes memperbolehkan siapa saja tanpa diskriminasi untuk gabung di dalamnya. Asal, memiliki semangat yang sama, yakni memajukan pemuda Betawi. Peringatan Sumpah Pemuda, Begini Gaung Nasionalisme Pemoeda Kaoem Betawi
Selain Mohammad Tabrani, tokoh pemuda Betawi lain yakni Mohammad Rochjani Soe’oed. Ia terpilih sebagai ketua Pemoeda Kaoem Betawi pada tahun 1928. Pada Kongres Pemuda II pula, ia dipilih mewakili dari organisasi ini. Dwi menyatakan bahwa Mohammad Rochjani Soe’oed sebelumya pernah juga menjabat sebagai hakim dan jaksa di Pengadilan Jakarta.
Ramadani Wahyu