Semilenial Apa Wajah Baru Museum Sumpah Pemuda Nantinya? — Tepat hari ini, Kamis (28/10) yang bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda boleh jadi merupakan hari terakhir kita dapat menikmati nuansa Museum Sumpah Pemuda. Pasalnya, museum yang berada di kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat akan menampilkan wajah anyarnya pada awal tahun nanti. Lantas, seperti apakah design dan proses revitalisasi museum ini?
Berikut wawancara tim senibudayabetawi.com bersama dengan Kepala Museum Sumpah Pemuda, Titik Umi Kurniawati.
Kurang lebih 10 tahun sudah Museum Sumpah Pemuda setia dengan wajah lamanya. Label “museum angker dan kurang terawat” akrab tersemat. Sebagai informasi, tindak lanjut SK Gubernur tersebut, Gedung Kramat 106 dipugar Pemda DKI Jakarta pada 3 April 1973. Pemugaran selesai 20 Mei 1973.
Gedung Kramat 106 kemudian dijadikan museum dengan nama Gedung Sumpah Pemuda. Peresmiannya dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973. Momen peringatan Sumpah Pemuda 2021 ini merupakan kesempatan untuk memperbarui museum setelah pengkajian kurang lebih dua tahun.
“Hari ini 28 Oktober, hari ini terakhir dengan wajah yang sama. Insya Allah besok 29 oktober hingga akhir desember pameran di museum sumpah pemuda akan revitalisasi sampai akhir desember, tentunya lebih kekinian lagi menyesuaikan zaman,” ujarnya kepada senibudayabetawi.com. Kamis (28/10).
Merasakan Nuansa Sumpah Pemuda
Museum ini akan dibuka lagi pada Januari 2022. Titi menegaskan, revitalisasi akan menyasar design kemasan museum, dengan tanpa menghilangkan koridor cagar budaya. Itu artinya, inovasi akan menyasar pada tampilan yang sesuai perkembangan zaman teknologi digital.
“Kami mencoba membuat project baru dengan mengubah beberapa tematik, tampilan digital yang melibatkan ada interaktif langsung antara koleksi dan pengunjung. Jadi mengikuti perkembangan anak-anak milenial,” imbuhnya.
Adapun tata pamer baru menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) sehingga akan menambah pengalaman pengunjung untuk bisa merasakan nuansa peringatan Sumpah Pemuda. “Termasuk pengunjung bisa merasakan memainkan lagu Indonesia Raya, berada dalam kongres II, jadi lebih interaktif,” ujar Pamong Budaya Museum Sumpah Pemuda, Dwi Nurdadi.
Selain itu, akan ada penambahan koleksi museum yang baru. Termasuk foto-foto dokumentasi tentang Koran Sin Po, sebagai penerbit pertama syair Lagu Indonesia Raya, serta dokumentasi nuansa kawasan Gedung Kramat 106 yang awalnya merupakan indekos tokoh-tokoh Sumpah Pemuda. Lantas, akan semilenial apa wajah baru Museum Sumpah Pemuda Nantinya? Kita tunggu saja.
Diketahui lokasi tercetusnya Sumpah Pemuda diikrarkan di Gedung Kramat 106, Cikini, Jakarta Pusat. Gedung ini merupakan rumah milik etnis Tionghoa, Sie Kong Liong. Gedung yang dikenal dengan nama Commensalen Huis ini pernah ditinggali beberapa tokoh penting, seperti Muhammad Yamin, Abu Hanifat, Mohammad Amir, hingga Mohammad Tamzil.
Seiring perkembangannya, penghuninya semakin beragam. Tak hanya pemuda-pemuda yang tergabung dalam Jong Java, Jong Sumatera, dan Jong Ambon, tapi ada pula pemuda dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia. Pada 15 Agustus 1928 gedung ini diputuskan menjadi penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua yang menghasilkan Sumpah Pemuda.
Ramadani Wahyu