Begini Cara Sanggar Paku Galuh Trah Jakarta Ajarkan Silat – Berbagai teknik cara dilakukan untuk mengajarkan silat atau maen pukulan Betawi. Pasalnya, generasi muda zaman sekarang membutuhkan teknik yang lebih mudah. Hal ini diakui oleh pendiri Sanggar Paku Galuh Trah Jakarta, Bang Haji Matani.
Menurutnya, penting untuk memastikan generasi zaman sekarang mau berlatih silat dibanding terpengaruh dengan mengikuti pergaulan negatif. “Seperti pergaulan mabok hingga narkoba. Kita inginnya anak-anak sekarang terhindar dari pergaulan itu ya melalui silat ini,” ungkapnya kepada senibudayabetawi.com di Jakarta, Rabu (3/11).
Menurut Bang Haji Matani, anak-anak sekarang berbeda jauh dengan zaman dahulu yang akrab dengan kewajiban maen pukulan dan ngaji. Oleh karena itulah, penting bagi sebuah perguruan silat untuk mengajarkan teknik silat paling mudah.
“Dan satu lagi, perguruan juga harus memberikan banyak variasi gerakan atau Kembangan agar anak tak jenuh,” imbuhnya.
Diketahui, silat Betawi bukan sekadar mengajarkan bagaimana cara melumpuhkan lawan. Namun, ada variasi gerakan yang lebih estetis bernama Kembangan. Kembangan dikembangkan oleh masing-masing perguruan silat dengan tanpa mengubah jurus inti aliran silatnya.
Begini Cara Sanggar Paku Galuh Trah Jakarta Ajarkan Silat
Sanggar Paku Galuh Trah Jakarta beraliran Cingkrik. Namun, Bang Haji Matani mengungkap, atas izin guru dan pendahulu Paku Galuh Jakarta, ia berhasil menggabungkannya dengan gerakan-gerakan silat yang berasal dari Serang, Banten. “Cingkrik yang kita kembangkan ada empat kriteria, yaitu Kembang, Sambut, Sambut Nyusun, dan Sambut Pecah,” beber dia.
Sementara jurus inti dari Cingkrik sebanyak 12 jurus. Adapun diantaranya yaitu Keset Bacok, Keset Gedor, Langkah Tiga, Langkah Empat, Lokbe, hingga Longok.”Kalau dulu saya hanya diajari Kembang dan Sambut saja, beda dengan sekarang,” ujar dia.
Sanggar Paku Galuh Trah Jakarta tak hanya mengajarkan tentang silat. Sanggar yang berpusat di Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat ini mengajarkan ngaji dalam majelis taklim dan hadroh. Awal mulanya Sanggar ini didirikan oleh Kanjeng Kiai Tubagus Al-Imron kemudian dikembangkan oleh Bang Haji Matani.
Beberapa cabang lainnya ada di daerah Kedoya Selatan, Jakarta Barat. Bang Haji Matani mengklaim bagi para murid yang ingin mendaftarkan ke Sanggar Paku Galuh Trah Jakarta dibebaskan dari biaya alias gratis.
Ramadani Wahyu