Asa IpankHoreHore Memantik Budaya Betawi melalui Musik

Asa IpankHoreHore Menghidupkan Budaya Betawi melalui Musik

Asa IpankHoreHore Menghidupkan Budaya Betawi melalui Musik — “Kalau bukan kite, siapa lagi kan. Jangan sampai anak cucu kita tidak tahu apapun soal budaya Betawi”

Peta musik tradisi Betawi pernah berjaya pada masanya. Gaung nama besar seperti Ismail Marzuki, The Legend, Benyamin Suaeb pernah mewarnai blantika sebagai musisi Betawi di era pasca kemerdekaan hingga 90-an. Demikian dengan musik tradisi murni, seperti gambang kromong hingga keroncong Betawi yang masih eksis hingga saat ini.

Beda generasi maka berbeda pula gaya musiknya, asal memiliki visi yang sama yaitu memastikan budaya Betawi tak mati obor. Paling tidak, prinsip itu yang masih dipegang oleh Ipank HoreHore. Ditemui senibudayabetawi.com di kediamannya di kawasan Tanah Baru, Depok, gaya lelaki bernama Irfan Maulana itu tampak nyentrik.

Rambut gondrong sepunggung dibiarkan begitu saja. Ketika bernyanyi sembari membawa gitar, ia buru-buru mengambil kacamata hitam serta menyematkan peci merah ala Jawara Betawi. “Harus pakai kacamata dan peci ini kalau nyanyi,” ujarnya kepada senibudayabetawi.com, Kamis (4/11).

Ciri khas gaya Ipank HoreHore itu senada dengan genre musik yang dipilihnya yakni indie folk akustik ala anak Betawi. “Sekarang lenong, gambang kromong, keroncong udah banyak. Musik-musik akustik Betawi, cover lagu Betawi juga banyak. Tapi saya melihat ada peluang akustik jalur humor belum ada,” bebernya.  

Dalam bermain musik, Ipank boleh saja menggunakan gitar, tapi ketajaman lirik lagu yang ia ciptakan memainkan peran utama. Seperti dalam petikan lirik lagu THR Belon Caer yang sempat viral di media sosial berikut ini.

Duh aduh aduh aduh THR-nya belum keliatan, orang rumah pade ngarepin

Saban pulang saya ditanyain.

Bentar lagi lebaran, tapi belum beli apa-apaan, orang rumah pade kelimpungan

THR-nye kaga kebagian

Dengan dialek Betawi yang kental, terlihat sekilas lirik lagu tersebut sederhana. Namun, sangat related dengan kehidupan masyarakat sekitar. Ia memang ingin menciptakan lagu yang easy listening dan bernuansa humor khas Betawi dengan lirik sederhana tapi kuat mencerminkan apa yang terjadi di masyarakat.

“Sehingga orang mudah cerna musik saya, ibaratnya ngga seperti mendengarkan musik, tapi ngobrol aja gitu,” ungkap pemilik lelaki asli Tanah Baru, Depok ini.

Kendati demikian, lelaki yang juga founder lapak literasi Pustaka Entong ini juga tak lupa menyisipkan lagu-lagu yang kental akan kritik sosial. Latar belakangnya yang aktif dalam komunitas-komunitas sosial dan budaya, seperti lingkungan dan edukasi menajamkan kepekaannya. Ini terlihat dalam lagu-lagunya berjudul Sampah Kite Tanggung Jawab Kite, Jakarta Bangkit dan Sehat, serta Pulauku O Sampah.

Asa IpankHoreHore Menghidupkan Budaya Betawi melalui Musik

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.