Si Pitung, Robin Hood Pahlawannya Betawi – Memperingati hari pahlawan pada (10/11), sosok pahlawan tak bisa dilepaskan dari sejarah Indonesia. Cerita rakyat yang populer di tanah Betawi umumnya berlatar cerita jagoan. Keadaan tertekan di bawah tekanan tuan tanah partikelir zaman kolonial membuat masyarakat Betawi memunculkan tokoh-tokoh jagoan sebagai pahlawan Betawi. Tokoh pahlawan sangat mereka dambakan untuk menghadapi penindasan. Salah satu cerita yang paling populer, tentang pahlawan Betawi di Jakarta yaitu Si Pitung.
Terlepas dari benar tidaknya kisah Si Pitung di Betawi, cerita sang pahlawan Betawi itu sangat menarik. Tak ayal jika banyak orang melabelinya sebagai ‘Robin Hood-nya Betawi’. Dalam legenda Inggris, akhir abad ke-12, Robin Hood dikisahkan ia berusaha membantu rakyat yang tertindas melalui cara yang unik. Mengambil harta kaum penindas dan membutuhkannya pada rakyat merupakan salah satu bentuk pemberontakan nyata.
Legenda Si Pitung tak jauh berbeda. Legenda Si Pitung menceritakan sosok pahlawan Betawi yang juga mengambil harta kaum penindas dan dibagikan kepada rakyat. Berlatarkan keadaan Betawi pada masa kolonial, legenda ini menjadi kisah paling heroik di Indonesia.
Si Pitung, Robin Hood Pahlawannya Betawi
Kisah Si Pitung memiliki beragam versi. Menilik versi Yuliadi Sukardi dalam buku Si Pitung Pendekar Betawi yang terbit tahun 2005, digambarkan sebagai seorang remaja kecil berasal dari Rawabelong. Ia terlahir dari keluarga sederhana. Kendati demikian, ayah Si Pitung, Bang Piun memiliki cita-cita besar agar Si Pitung menjadi pribadi yang pintar dan sholeh dengan belajar agama di pesantren.
Nyatanya, di pesantren yang diketuai oleh Haji Naipin, Si Pitung tak sekadar belajar agama. Tapi ilmu bela diri. Sudah menjadi tradisi bahwa pencak silat dan agama tak bisa dipisahkan dari budaya Betawi. Kegesitan Si Pitung dalam maen pukulan ini akhirnya membuatnya tertarik untuk mengenal lebih dalam tentang maen pukulan Betawi.
Suatu ketika, Si Pitung berhasil melumpuhkan segerombolan perampok yang ada di pasar. Inilah awal mula masyarakat mulai terkesima dengan kehebatan Si Pitung. Tak hanya itu, Si Pitung juga membina segerombolan perampok ini untuk keluar dari ‘lembah hitam’ dan berjuang untuk rakyat. Dari sini pula, segerombolan perampok ini akhirnya membantu mencuri harta kaum penjajah untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar.
Kebiasaan Si Pitung akhirnya tercium oleh kaum penjajah. Si Pitung dianggap sebagai pengganggu dan pemberontak. Namun, tak mudah untuk menakhlukkannya. Si Pitung tetap menjadi pendekar pahlawan bagi masyarakat Betawi.
Ramadani Wahyu