Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia, Fahira Idris Harap Terus Terjadi Penguatan Pembangunan Sumberdaya Manusia
Jakarta — Terpilihnya Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia oleh UNESCO tak sekadar menjadikan iklim berliterasi stagnan. Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta, Mpo Fahira Idris menilai hal ini hendaknya menjadi momentum untuk terus menguatkan pembangunan sumberdaya manusia.
“Saya berharap terus terjadi penguatan pembangunan sumberdaya manusia di Jakarta agar kota ini dipenuhi orang-orang kreatif. Di masa depan kemajuan sebuah kota ditentukan oleh kreativitas warganya,” kata Senator DKI Jakarta dalam rilis, Kamis (11/11).
Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia, Fahira Idris Harap Terus Terjadi Penguatan Pembangunan Sumberdaya Manusia
Menurutnya, aktivitas budaya dan perkembangan kreativitas literasi di Jakarta dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir cukup menggeliat. Ini tak lain karena keberpihakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, baik dalam hal anggaran, fasilitas, hingga infrastruktur.
“Artinya, sejak perencanaan maupun implementasinya, Jakarta berhasil untuk menempatkan budaya dan kreativitas sebagai jantung pembangunan Kota. Alhasil, semua denyut budaya pendidikan, aktivitas literasi di perpustakaan, toko buku, pusat budaya, festival sastra, pameran buku bersemai,” beber dia.
Rekam jejak sejarah perkembangan Jakarta di zaman kolonial yang lekat dengan literasi juga membuat kota ini layak diganjar sebagai Kota Sastra Dunia.
Menurut Fahira, kota-kota di negara-negara maju sejak beberapa dekade lalu, dengan cara dan strateginya tersendiri telah menggunakan budaya sebagai landasan pembangunan fisik dan sumberdaya manusianya.
“Di kota seperti ini, kegiatan budaya dan literasi misalnya festival, pameran buku, musikal, teater menjadi bagian dari program pembangunan”.