Sejarah Museum Gajah

Sejarah Museum Gajah atau Museum Nasional

Sejarah Museum Gajah atau Museum Nasional Museum Nasional atau Museum Gajah merupakan salah satu tempat bersejarah paling tua di Batavia. Museum arkeologi, etnografi, serta sejarah ini berada di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Bahkan, museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara.

Menukil Batavia Awal Abad 20 tulisan H.C.C Clockener Brousson (2017), dijelaskan bahwa gedung museum ini semula dibentuk oleh perkumpulan Bataviasche Genootschap van Kunsten en Wetenschappen atau Lembaga Kebudayaan Indonesia. Perkumpulan ini berdiri sejak zaman Oost Indische Compagnie. Dan, mereka semakin kuat, tepatnya di bawah kekuasaan pemerintahan Inggris (1811-1815), di bawah pimpinan Jendral Raffles.

Kali pertama, museum ini memiliki beragam koleksi yang berasal dari upaya penggalian situs candi-candi Hindu kono di Jawa Tengah. Berbagai senjata, alat pelindung, peralatan pertukangan, pakaian, perhiasan, anyaman, tenunan kain, dan alat musik, hingga model rumah ada di sana.

Bahkan, pada saat itu, di satu  tempat bernama schatkamer atau ruang penyimpanan harta terdapat payung, baju zirah emas, tempat sirih, tombak, serta pedang.

Selain dari Jawa Tengah, benda-benada berharga juga berasal dari Lombok yang tak dimiliki oleh Rijkmuseum Amsterdam. Beberapa diantaranya yaitu cincin logam pada baju zirah yang berusia lebih dari ribuan tahun (digunakan oleh orang Moor dan Saraken, orang muslim di Spanyol dan Afrika Utara). Adapun baju zirah ini digunakan untuk berperang melawan orang Franken.

Pada 1862, setelah museum dipenuhi dengan berbagai koleksi, pemerintah Hindia Belanda mendirikan gedung museum pada 1868. Dan, secara resmi, pada 17 September 1962, Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan museum ini kepada pemerintah Republik Indonesia. Museum ini dikelola di bawah Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Awal Mula Gajah dan Perkembangan Koleksi

Menariknya, tak hanya sejarah Museum Gajah, tapi banyak di kalangan masyarakat yang lebih akrab dengan nama Museum Gajah dibanding nama Museum Nasional. Ini tak lain karena mencoloknya simbol patung gajah yang ada di depan museum. Berbahan perunggu, patung gajah ini merupakan pemberian dari Raja pertama Siam, Tahiland, Chulalongkron.

Patung gajah ini merupakan kenang-kenangan atas kunjungannya pada 1871. Kemudian, pada 28 Mei 1979, museum ini memiliki nama resmi sebagai Museum Nasional Republik Indonesia.

Koleksi di Museum Nasional semakin berkembang seiring tahun. Pada tahun 2001, tercatat ada 109.342 buah koleksi dalam museum bersejarah ini. Melihat jumlahnya itu, museum ini dikenal sebagai museum terlengkap di Indonesia.

Pada tahun 2006, jumlah koleksi semakin bertambah, yakni lebih dari 140 ribu buah koleksi bersejarah. Adapun koleksi paling menariknya yakni patung Bhairawa yang memiliki tinggi 414 sentimeter.

Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.