Bale Buku Jakarta Kawinkan Tradisi dan Literasi, Tumbuhkan Minat Baca Anak Betawi

Bale Buku Jakarta Kawinkan Tradisi dan Literasi, Tumbuhkan Minat Baca Anak Betawi

Bale Buku Jakarta Kawinkan Tradisi dan Literasi, Tumbuhkan Minat Baca Anak Betawi – Gema suara tembang Sirih Kuning di Gang Dendrit, RT 4, RW 8,  Cakung Barat, Jakarta Timur menjadi petanda dimulainya latihan tari Betawi. Gadis-gadis remaja yang tampak siap dengan selendang di bagian pinggangnya itu kali ini tak akan menari di panggung. Tapi, di tengah sekitaran rak-rak buku dengan semaraknya warna warni mural bernuansa literasi dan tradisi Betawi.

Ya, barang kali tak banyak orang mengira pusat tradisi Betawi dan literasi itu dulunya adalah pos ronda. Atas inisiasi Ketua Bale Buku Jakarta, Fajar Alfarisi, tepat pada 20 Agustus 2020 pos ronda itu telah bersolek lebih mengedukasi masyarakat sekitar.

Fajar menyatakan awal mula pendirian Bale Buku ini tak lain karena keresahan melihat generasi muda, khususnya Betawi yang mulai sibuk bermain gadget dan tak lagi mengindahkan aktivitas tradisi dan berliterasi.

“Jangan sampai anak-anak Betawi hanya dipandang sebelah mata, misal jagoin otot, ngaji doang. Tapi kita buktikan kalau anak Betawi punya gagasan edukasi untuk menggerakkan kebiasaan membaca,” ungkapnya kepada senibudayabetawi.com, Jumat (26/11).

Bale Buku Jakarta Kawinkan Tradisi dan Literasi, Tumbuhkan Minat Baca Anak Betawi

Tak hanya membaca, anak-anak juga menyelami aktivitas literasi lain, seperti mendengarkan cerita dongeng. Kegiatan mendongeng secara tak langsung semakin menaikkan kegemaran mereka untuk membaca. Lelaki yang pernah aktif dalam kegiatan Karang Taruna ini menyatakan anak-anak juga dapat mengekspresikan keterampilan mereka, seperti menari tradisi Betawi.

“Seperti dalam prinsip kita memegang 3B, yaitu Beautifikasi, Budaya Baca, dan Budaya Betawi,” ungkap dia.

Beautifikasi terkait dengan upaya Bale Buku Jakarta untuk bersolek semakin memperindah nuansa tempat, sehingga anak-anak akan betah dan nyaman. Dalam Budaya Baca, Fajar menyebut dengan adanya Bale Buku, anak-anak sekarang mulai keranjingan untuk membaca buku apapun. Demikian dengan adanya Bale Buku akan semakin mengakrabkan anak-anak terhadap budaya Betawi.

“Misalnya, selain kegiatan menari, kita juga mengajak mereka bermain permainan tradisional Betawi yang sudah langka,” ujar lelaki yang akrab disapa Bang Fajar ini.

Lebih lanjut, ia mengungkap muasal di balik penamaan ‘Bale Buku’, yakni ‘Bale’ yang akrab dalam bahasa Betawi, yakni tempat berkumpul. Bale Buku juga menawarkan nuansa teduh layaknya rumah Betawi disisipi mural-mural bertuliskan nama-nama produk budaya Betawi.

Sementara itu, Naidih M.Z, Ketua RT 4, RW 8  Cakung, Jakarta Timur menyatakan sejak adanya Bale Buku Jakarta, antusiasme anak-anak untuk membaca dan bermain bersama sangat tinggi. “Tidak seperti dulu yang bermain sendiri-sendiri di depan layar gadget. Mereka semakin gembira,” ungkap dia.

Shahia, murid kelas 3 MI Nurul Huda, Cakung, menyatakan antusiasmenya tergabung dalam Bale Buku Jakarta. “Selain membaca, aku juga bisa menyalurkan bakat Tariku. Lebih asik aja,” pungkas dia.

RAMADANI WAHYU

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.