Apresiasi Lomba Tari Kreasi Nusantara, Kasudin Kebudayaan Jakbar Sebut Pentingnya Wiraga, Wirama dan Wirasa — Mengusung tema ‘Kebudayaan’, komunitas Ranowi Production menyelenggarakan Festival Tari Kreasi Nusantara tingkat DKI Jakarta, di Balai Latihan Kesenian Jakarta Barat, Minggu (28/11). Kepala Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Barat, Ahmad Syahropi menyampaikan perhelatan lomba tari tersebut merupakan perwujudan dari nilai wiraga, wirama dan wirasa.
“Tari bukan sekadar lenggak lenggok, tapi penari harus punya nilai yang paling penting dari kegiatan. Yang paling penting itu wiraga, wirama dan wirasa,” ujarnya dalam sambutannya.
Lebih jauh, Syahropi juga menyebut pentingnya mengimplementasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dan, seni memberikan ruang untuk untuk itu. “Banyak hal yang bisa dipetik pelajaran dari kesenian tari. Dalam wiraga, wirama dan wirasa itu intinya penari harus tahu perasaan orang lain, peduli dengan lingkungan,” beber dia.
Apresiasi Lomba Tari Kreasi Nusantara, Kasudin Kebudayaan Jakbar Sebut Pentingnya Wiraga, Wirama dan Wirasa
Lebih jauh, Syahropi juga menyebut banyak hal yang bisa dipetik pelajaran dari kesenian tari. Beberapa diantaranya yaitu soal disiplin, soal keluwesan, dan harmoni. “Sebab nyawa kegiatan itu adalah kreatifitas dan inovasi. Semoga ke depan Narowi beserta jajaran bisa terus mengadakan acara ini,” ujar dia.
Wakil Ketua Komunitas Ranowi Production, Ratih Ayu menyatakan perhelatan Lomba Tari Kreasi Nusantara ini merupakan gelaran kelima. Awalnya, acara ini dilakukan sebagai ajang reunian pimpinan sanggar yang ada di Jakarta Barat. “Jadi bagaimana caranya agar kita tetap menjaga silaturahmi, tapi lama kelamaan sanggar-sanggar di daerah lain ingin bergabung. Jadilah acara rutin setahun sekali,” ungkapnya.
Ratih juga menyebut, tari-tarian yang dimainkan tak sekadar tari Betawi. Namun, tari-tarian Nusantara, misalnya tari Melayu, Pasundan, dan Jawa. Beberapa kategori perlombaan yaitu, kategori peserta A, dari usia 6-9 tahun; Kategori peserta B, dari usia 10-12 tahun, serta Kategori peserta C, dari usia 13-20 tahun.
Dia menyebut tingginya antusiasme peserta tak lain ingin melestarikan budaya agar tak tergerus budaya dari luar. “Ini merupakan tujuan kami untuk anak-anak zaman sekarang agar mereka tak melupakan begitu saja budaya kita,” ungkap dia.