Menolak Terkikis, Beginilah Riwayat Maen Pukulan Bongkot – Maen pukulan Betawi pernah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Terbukti, dengan banyaknya ragam jenis aliran silat di Tanah Betawi. Meski begitu, tak berarti eksis diturunkan hingga saat ini. Beberapa maen pukulan nyaris bernasib di ujung tanduk. Salah satunya yaitu maen pukulan Bongkot.
Secara etimologi, ‘bongkot’ berasal dari penyebutan orang Betawi Pinggiran terhadap batang pohon bagian bawah. Maen pukulan ini awalnya diperkenalkan oleh dua orang, yakni Kasim dan Nausin di Kampung Dukuh, Kramat Jati. Dua orang ini awalnya belajar maen pukulan pada ‘orang tua’, seorang perempuan bernama Nini Sera.
Menukil Maen Pukulan Pencak Silat Khas Betawi karangan G.J. Nawi, bahwa sejak awal ada perbedaan pola pengajaran antara Ki Kasim dan Ki Nausin. Adapun ajaran Ki Nausin ingin mengajarkan maenannya hanya pada segelintir orang. Hal ini merupakan prinsipnya agar murid yang terpilih benar-benar siap secara lahir batin. Salah satu murid mereka yaitu Ki Amat yang juga mengamanatkan prinsip tersebut hingga diturunkan pada Kongaji Buasyim.
Berbeda halnya dengan Ki Nausin, Ki Kasim lebih bersifat terbuka dan toleran. Ia akan bersedia menurunkan maenannya asal murid-muridnya belajar sungguh-sungguh. Beberapa muridnya yang terkenal diantaranya Sabeni, Jemih, Nahali, dan Hasan. Awalnya, Ki Nausin dan Ki Kasim menurunkan ilmu maen pukulnya di sekitar Kramat Jati, seperti Pasar Rebo, Kampung Makassar, sebagian Condet dan Cililitan.
Kendati demikian, Menolak Terkikis, Beginilah Riwayat Maen Pukulan Bongkot maen pukulan ini sempat berjaya di tahun 50-60an di Kramat Jati dan sekitarnya. Namun, tak berselang lama maen pukulan ini kembali terkikis. Ini tak lain adanya jenis aliran lain, yakni Cingkrik yang dibawa oleh Kongaji Buasyim ke Kramat Jati. Suatu ketika Kongaji Buasyim bertemu dengan Kong Ayar, pendekar Cingkrik di Karet, Tanah Abang. Atas hasilnya menimba ilmu dengan Kong Sinan, ia berhasil membawa maenan ini ke Kramat Jati.
Ciri Khas dan Jurus
Maen pukulan Bongkot memiliki ciri umum berupa kuda-kuda yang rendah, tumpuan berat pada badan kaki kiri sebagai pancer dan kaki kanan berpindah-pindah. Menariknya, teknik pukulan langkahnya lebih ke pola kedut (pukul tarik), seolah menipu lawan. Ciri khasnya yang menjadi andalan maenan ini yaitu pada besetan pangkal lengan yang memakai istilah Godot.
Jurus pada maen pukulan Bongkot rata-rata menitikberatkan pada pola langkah yang dapat disesuaikan dengan pertarungan. Terdapat tiga langkah jurus, yakni Langkah Lima, Langkah Empat, Langkah Tiga. Ketiganya mengacu pada Langkah Empat Kelima Pancer (Langkah Tandes).
Ramadani Wahyu