Modernisasi Gambang Kromong di Tangan Benyamin Sueb

Modernisasi Gambang Kromong di Tangan Benyamin Sueb

Modernisasi Gambang Kromong di Tangan Benyamin Sueb – Jika tak ada Benyamin Sueb, Gambang Kromong mungkin kehilangan pamornya berganti dengan musik yang lebih modern. Yang lebih penting, jika Presiden Sukarno tak melarang lagu barat, mungkin Benyamin Sueb tak terpikirkan mengombinasikan musik Gambang Kromong sedemikian rupa.

Budaya asing tak lepas mengitari kebudayaan yang ada di Jakarta. Terlebih di era 1950-an, hingga musik barat yang berkembang turut mengubah gaya dan perilaku masyarakat Indonesia yang dinilai kebarat-baratan. Alhasil, pada era 1959-1967, Presiden Sukarno membuat keputusan mengeluarkan kebijakan pelarangan musik Barat di Indonesia. Peringatan keras ini ditujukan khususnya pada penyanyi dan band yang menyanyikan jenis musik itu agar menggantinya dengan menggemakan lagu-lagu daerah.

Benyamin yang pada saat itu bersama dengan Melody Boys akhirnya terpaksa sempat terhenti dan memaksa para personelnya dengan nama Melodi Ria. Melodi Ria di bawah kepemimpinan Benyamin Sueb bertekad membuat lagu-lagu kedaerahan dan mengangkat budaya Betawi. Namun, perjuangan itu tampaknya tak semudah yang dibayangkan sehingga terpaksa Melodi Ria dibubarkan.

Munculnya seniman legend Betawi dari Kemayoran, Benyamin Sueb memberi warna baru dalam sentuhan musik Gambang Kromong. Pada tahun 1970-an, Benyamin akhirnya mengajak grup Gambang Naga Mustika

Menukil Sosok Benyamin Sueb (2018), karya Ahmad Sueb, disebutkan hingga pada 1970-an, Benyamin muncul bersama group musik Gambang Naga Mustika masuk ke dapur rekaman. Dengan gayanya yang kocak, spontan, dan khas, ia memasukkan unsur musik Blues dan Rock ke dalam kesenian Gambang Kromong. Benyamin sekaligus membuat Gambang Kromong dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Bukan sekadar Betawi.

Melalui perantara Ateng sekaligus teman lama Benyamin saat SMA, Benyamin akhirnya berkenalan dengan Bing Slamet. Bing Slamet diminta membawakan lagu ciptaannya setelah di ubah syair dan nadanya. Secara tidak langsung nama Benyamin pun ikut terkenal. Kolaborasi lain juga ia lakukan bersama banyak penyanyi terkenal, seperti Ida Royani yang sukses di pasaran.

Pembaruan Gambang Kromong

Gambang Kromong mampu sangat terbuka menerima kemungkinan pengembangan hingga menjadi musik tradisional populer. Gambang Kromong tak lagi bernuansa Cokek atau memiliki fungsi ritual religius atau teater cerita serta tari-tarian. Namun, ia berdiri sendiri.

Modernisasi Gambang Kromong di tangan Benyamin Sueb menjadikan Gambang Kromong lebih luwes dan dapat berterima di semua lapisan masyarakat. Tak hanya melalui penambahan beragam alat-alat musik, seperti bass, gitar, organ, drum, Gambang kromong bahkan terbuka berkolaborasi dengan beragam jenis aliran. Misalnya, mulai dari blues, rock, dangdut, pop hingga gambus.

Benyamin Sueb juga terkenal bertangan dingin untuk mengubah syair lagu. Dari yang sebelumnya bernuansa tentang syair puji-pujian terhadap lawan jenis diubah menjadi syair-syair kehidupan. Menilik dari sejarahnya, dalam Ragam Seni Budaya Betawi, (2012) tulisan Nawaningrum, dijelaskan bahwa Gambang Kromong merupakan produk akulturasi dari etnis Tionghoa. Tak ayal jika banyak lagu yang juga menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa China.

Benyamin tak kehabisan akal untuk mengganti syair lagu dengan menggunakan bahasa Indonesia yang bercampur bahasa Betawi. Nuansa ciri khas Benyamin juga tak ketinggalan, yakni bernuansa banyolan, anekdot, kemalangan dan keberuntungan dan dituturkan dengan gaya khas Benyamin yang ceplas ceplos diikuti humor.

Tak hanya itu, Benyamin juga kerap menyelipkan kritik dalam setiap celetukan, dialog setiap lirik dengan lagu yang penuh canda. Ia sangat taktis menyampaikan kritik bernada humor. Hasilnya, pada akhir tahun 1975 Benyamin mendapatkan penghargaan sebagai seniman yang turut memajukan bahasa khas Betawi asli lewat seni musik oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

RAMADANI WAHYU

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.