Menyibak Simbol Tari Lenggang Nyai Tentang Perjuangan Perempuan Betawi

Menyibak Simbol Tari Lenggang Nyai Tentang Perjuangan Perempuan Betawi

Menyibak Simbol Tari Lenggang Nyai Tentang Perjuangan Perempuan Betawi Tari Lenggang Nyai merupakan salah satu tarian populer yang ada dalam masyarakat Betawi. Hal ini menyusul Tari Lenggang Nyai masih kerap dipertunjukkan dalam serangkaian acara di Jakarta. Tarian ini kerap disajikan sebagai tarian penyambutan tamu-tamu penting.

Namun, sebelum menjadi populer Tari Lenggang Nyai konon sekadar tarian yang dipentaskan dalam acara-acara peringatan Agustusan. tari kreasi baru yang diciptakan oleh Wiwiek Widiyastuti pada tahun 2002 ini konon terinspirasi dari kisah Nyai Dadimah, nyai cantik asli Betawi yang tekanan ketika menjadi istri seorang Belanda, Edward William. Beragam aturan-aturan yang ditetapkan oleh suaminya membuat Nyai Dasima tertekan dan memberontak.

Perjuangan atas hak-hak perempuan inilah yang menjadi inspirasi terbesar Wiwik. Tampak dalam karakter gerakan Tari Lenggang Nyai yang lebih banyak menggunakan bentuk-bentuk gerakan lincah. Gerakan tersebut mencerminkan karakter perempuan Betawi. Keceriaan dan keluwesan gadis belia Betawi tampak mencolok.

Sejarah Tari Lenggang Nyai juga menyimpan perjalanan yang panjang. Sebelum populer seperti saat ini, tahun 2002, tarian ini pernah pentas secara massal dalam acara LIGA MANDIRI yang diadakan oleh PSSI di Stadion Gelora Bung Karno. Sebanyak 400 penari se-Provinsi DKI Jakarta melenggang dengan meriah. Di tahun yang sama, Tari Lenggang Nyai kembali dibawakan massal dalam acara Parade Senja di Istana Negara pada 17 Agustus 2002.

Wiraga, Wirama, Wirasa, dan Wirupa dalam Tari Lenggang Nyai

Menyibak Simbol Tari Lenggang Nyai Tentang Perjuangan Perempuan Betawi tak lepas dari unsur Wirama, Wirasa dan Wirupa. Unsur terpenting yang harus dimiliki oleh semua penari. Termasuk para penari Tari Lenggang Nyai. Wiraga merupakan posisi ketika penari harus bisa menarikan tarian Lenggang Nyai di luar kepala. Sehingga ketika musik mengalun, mereka dengan spontan mampu mengikuti gerakannya. Para penari Lenggang Nyai juga harus menggerakkan badannya semaksimal mungkin sehingga menimbulkan estetika yang sempurna.

Sementara wirama bertujuan untuk menyatukan para penari dengan keadaan sesungguhnya dalam isi Tari Lenggang Nyai. Menyatukan setiap ragam gerak Tari Lenggang Nyai kepada tempo yang di tetapkan merupakan inti dari wirama. Selain itu, keserasian antara gerakan dengan irama mendapatkan nilai estetika yang harmonis dalam suatu karya tari.

Ekspresi dan wajah penari ketika membawakan tarian juga menjadi unsur terpenting. Itulah yang dimaksud dengan Wirasa. Penggambaran karakter dalam Tari Lenggang Nyai berupa seorang wanita yang cantik dan pemberani harus di tunjukan sesuai tuntutan karakter. Penghayatan dalam tari juga terdapat dalam wirasa sehingga penari dapat menyampaikan perasaan dari karakter dari Tari Lenggang Nyai.

Wirupa dapat ditunjukan dari ujung kepala hingga ujung kaki dari para penari. Itu artinya, penampilan penari bisa dibilang penting karena nilai estetika dapat ditunjukan dalam segi penampilan. Selain itu, estetika dalam busana atau kostum dapat memberikan atau membuat ciri khas dari asal daerah tarian itu.

Estetika dari wirupa juga terlihat dari make up yang dipakai. Penari yang dirias dengan karakter khusus nasib Nyai Dasima dalam Tari Lenggang Nyai akan menguatkan karakter menjadi hidup.

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.