Sensasi Pisang Udang Khas Kampung Tugu yang Dirindukan

Sensasi Pisang Udang Khas Kampung Tugu yang Dirindukan

Sensasi Pisang Udang Khas Kampung Tugu yang Dirindukan — Jejak sejarah dan peradaban tak sekadar tercermin dalam peninggalan bangunan dan cagar budaya semata. Namun, menyembul di balik cita rasa khas kuliner Nusantara. Jika dalam kuliner Betawi kita mengenal kembang goyang hingga pancong, lain halnya dengan kudapan khas Kampung Tugu.

Keberadaan Kampung Tugu tak lepas dari tentara-tentara Portugis yang ditawan oleh Belanda hingga dibawa ke Batavia. Mereka kemudian berdiam di wilayah yang sekarang dinamakan Kampung Tugu dan berjuluk mardijker (mardika) yang artinya dimerdekakan. Para Portugis hitam ini mula-mula memeluk agama Katolik namun sudah banyak yang beralih memeluk agama Protestan. Beberapa keturunan mereka masih eksis hingga detik ini dengan menggunakan nama belakang Portugis diantaranya, Quiko, Michiels, Abrahams, Broune, hingga Michiels.

Eugeniana Quiko masih ingat betul bagaimana neneknya, Paulina Quiko mengajarinya membuat kudapan khas Kampung Tugu. Maklum saja, perempuan yang saat itu masih berusia 10 tahun ini kerap kali membantu neneknya yang terkenal jago masak itu di dapur. “Nenek saya merupakan salah satu tukang masak terbaik di Kampung Tugu,” ujar dia kepada senibudayabetawi.com beberapa waktu lalu.

Karena telah menjadi kebiasaan, berbagai teknik cara membuat kudapan hingga masakan ia hapalkan di luar kepala. Alhasil, hingga kini ia mampu terus menghadirkan kudapan-kudapan khas dari Kampung Tugu. Salah satunya yaitu pisang udang. Lain nama, lain rasa. Begitulah kiranya kudapan yang satu ini. Pasalnya, sia-sia mencari pisang yang ada dalam penganan dibungkus daun pisang ini. Justru disebut pisang karena kudapan gurih ini dibungkus daun pisang.

Berbahan dasar campuran tepung beras dan sagu, sekilas penganan ini seperti nagasari. Campuran parutan pepaya muda dan udang memunculkan sensasi rasa gurih dan membuat nagih. Untuk membuat pisang udang, Eugeniana membutuhkan udang yang kemudian ditumis dengan buah pepaya mengkal. Adapun buah pepaya tersebut sebelumnya diparut dan dimasukkan bersama bawang goreng. “Pepaya dan udang itu yang kemudian menjadi isian adonan,” ungkap dia.

Sensasi Sensasi Pisang Udang Khas Kampung Tugu yang Dirindukan

Setelah dimasukkan ke dalam campuran tepung beras dan sagu, adonan ini dibungkus rapi menggunakan daun pisang. Bentuknya yang segitiga dan ramping membuat siapa saja tergoda untuk mencicipinya. Terlebih saat mencium aroma saat pisang udang dikukus.

Menariknya, menurut Eugenina tak semua warga di Kampung Tugu dapat membuat kudapan khas ini. Meski demikian, semua orang mencari-cari sebab ada sensasi rasa yang selalu dirindukan. Dalam berbagai acara dan perayaan khas Kampung Tugu, jajanan ini selalu terasa tak lengkap bila tak dihidangkan. Misalnya, dalam acara-acara Natal, Tahun Baru, serta penyambutan orang Tugu perantauan ke kampung halaman. Di saat itulah Eugenina tak bisa menghindar dari banjir pesanan.

1 Response

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.