Percira Gelar Peringatan Isra Mi'raj dan Haul Alm Baba Warno ke-3

Percira Gelar Peringatan Isra Mi’raj dan Haul Alm Baba Warno ke-3

Percira Gelar Peringatan Isra Mi’raj dan Haul Alm Baba Warno ke-3– Jakarta (Senibudayabetawi) Peringatan Isra Mi’raj Muhammad SAW biasa dilakukan saat memasuki bulan Rajab. Namun, hal tersebut tak berlaku bagi peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Betawi.  


Momentum perjalanan Nabi Muhammad ini bahkan berlangsung hingga pertengahan bulan Sha’ban. Salah satunya peringatan Isra Mi’raj 1443 H yang kali ini yang diselenggarakan oleh Perguruan Cingkrik Raw Belong (Percira).


Mengusung tema “Isra Mi’raj 1443 H sebagai Implementasi Hijrahnya Rasul dalam Kehidupan Generasi Pemuda Para Pelestari silat Betawi di Era Milenial Bangkit dan Pandemi COVID-19”, peringatan Isra Mi’raj digelar bertepatan menyusul acara haul guru besar Percira, Almarhum Baba Warno ke-3.

Menariknya, acara Isra Mi’raj dibuka dengan gelaran palang pintu, tanda penyambutan terhadap Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat Ahmad Syaropi. Pantun bermuatan humor bersahutan diselingi dengan gelak tawa para para undangan sebelum akhirnya dilanjutkan dengan adu jurus. Tak lupa diiringi pula dengan musik hadro.

Percira Gelar Peringatan Isra Mi’raj dan Haul Alm Baba Warno ke-3

Selanjutnya, diteruskan dengan lantunan merdu pembacaan sholawat diiringi dengan rebana dari Remaja Masjid Al-Madinah, Rawa Belong. Seperti halnya tradisi Betawi lainnya, pembacaan sholawat bernazi, diba’ dan maulid nabi. 
Pembacaan sholawat juga diikuti dengan penyemprotan minyak wangi pada para peserta pengajian. Masyarakat Betawi percaya, Rasulullah sangat menyukai wangi-wangian sehingga mereka menirunya dengan memakai minyak wangi.


Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Barat Ahmad Syaropi menyatakan orang Betawi tak lepas dari tradisi silat dan mengaji. Itu artinya, sejak dulu tradisi masyarakat Betawi tak lepas dari nilai-nilai agama Islam. “Lestarikan budaya Betawi, tapi jangan sampai lupa dengan agama Islamnya,” ujar dia dalam sambutannya di Aula Rawa Belong, Rabu (16/3).


Sementara artis Betawi, Bang Ocid menyatakan keberadaan seniman Betawi, baik pesilat maupun pelaku seni seperti tari-tarian sangat berperan untuk eksistensi budaya Betawi. Ia berharap, budaya dapat menjadi wadah untuk menyebarkan nilai-nilai agama Islam semakin luas. Melihat antusiasme dan keaktifan para pemuda Betawi khususnya di Rawa Belong, ia optimis budaya Betawi tak akan mati. “Kalau pemuda Betawi seperti di Rawa Belong semua pasti budaya Betawi tak mati gaye,” ujar dia.


Sementara, ia menyebut kunci bertahan hidup orang Betawi Islam yaitu ada pada singkatan kata Samin. S mengacu pada Solat jangan ditinggalkan, A mengacu pada agar Alquaran digunakan sebagai petunjuk hidup, M mengacu pada mulaikan kedua orang tua, dan N mengacu pada niatkan dirimu untuk menjadi orang sukses.


Ramadani Wahyu

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.