Ramadan Tiba, Yuk Siap-siap Berbuka Puasa dengan Bir Pletok – Senibudayabetawi.com – Berbuka puasa dengan segelas es bir mungkin sekilas terdengar kontradiktif. Akan tetapi ini tak berlaku bila berbuka puasa dengan bir pletok Betawi. Bir yang menghangatkan tapi tak mengandung alkohol sama sekali.
Sejarah bir pletok tak lepas dari keinginan masyarakat Betawi untuk meniru kebiasaan orang Belanda yang gemar menyesap bir guna menghangatkan badan. Namun, karena sejak dahulu masyarakat Betawi memiliki nilai agama Islam yang kuat, mereka akhirnya membuat bir pletok. Akhirnya terciptalah ramuan yang berasal dari ekstrak rempah yang secara kasat mata sama dengan bir pletok.
Sejarah Bir Pletok
Minuman tiruan dari bir beralkohol yang biasa dijadikan minuman pesta orang Belanda ini memiliki warna merah kecoklatan. Ini tak lain dari bahan rempah yang digunakan. Misalnya bahan jahe, serai, cengkih, kapulaga, secang, serta pala.

Istilah “pletok” diduga berasal dari dua versi di mana hingga saat ini belum dapat dipastikan kebenarannya. Versi pertama misalnya menyebut bahwa bunyi “pletok” diduga berasal dari bunyi bahan pembuat bir saat dikocok ruas bambu bersamaan dengan es batu. Sementara versi kedua menyatakan bahwa “pletok” berasal dari bunyi tutup botol anggur yang dibuka.
Tempo dulu pula masyarakat Betawi menjadikan bir pletok sebagai minuman penghangat tubuh dan biasa dihidangkan malam hari. Terutama memasuki musim penghujan.
Bir Pletok Zaman Sekarang
Muhammad Ilman Najib, pemilik warung Kongkow bir pletok menyatakan perkembangan zaman memberikan beragam alternatif dalam menikmati bir pletok. Ada yang disajikan langsung setelah bahan-bahan bir pletok direbus, tapi ada pula yang mengemasnya di botol, hingga dibuat menjadi bubuk. Pengolahan bir pletok menjadi kemasan botol hingga bubuk biasa dilakukan oleh industri yang lebih modern, seperti kafe dan perhotelan.
“Tapi sebenarnya cita rasa murni bir pletok terasa bila disajikan langsung, bukan diubah menjadi kemasan bubuk atau bentuk lain,” ujar dia kepada senibudayabetawi.com baru-baru ini.
Lelaki asli Rawa Belong ini telah mendirikan warung Kongkow sejak tahun 2007. Dengan desain lesehan bernuansa angkringan, bir pletok warung Kongkow siap dijadikan menjadi minuman khas Betawi untuk berbuka puasa. Bir pletok milik Ilman juga memiliki variasi rasa dengan menggunakan berbagai macam pilihan gula. Misalnya, bir pletok susu, bir pletok gula aren, bir pletok gula pasir, serta gula batu.
Bir Pletok Bercita Rasa Khas Rawa Belong
Menariknya, bir pletok warung Kongkow ini memiliki kekhasan tersendiri, yakni cita rasa yang lebih kuat dengan sensasi rosella. Ilman menyebut, ia sengaja memberikan sensasi penambahan bunga rosella sebagaimana ciri khas Rawa Belong, sebagai kawasan yang terkenal akan bunganya. “Istilahnya kita mau menyematkan identitas Rawa Belong sebagai kawasan yang terkenal akan bunganya di bir pletok ini,” ujar dia.
Ilman mengaku eksistensi warung Kongkow hadir bukan sekadar sebagai sarana ia mencari penghidupan atau nafkah sehari-hari. Ia menyebut, pemertahanan warung Kongkow bir pletok merupakan bagian dari pelestarian tradisi dan kuliner Betawi. Lelaki yang juga aktif dalam komunitas Betawi ini menyatakan bahwa menggeluti seni Betawi hendaknya dilakukan secara total dan sepenuh hati.
“Saya mau memperkenalkan makanan minuman khas betawi makanya salah satunya agar usaha ini jangan sampai hilang. Kalau bukan kita siapa lagi kan,” pungkas dia.