Tradisi Maen Pukulan Betawi – Senibudayabetawi.com– Masyarakat Betawi akrab dengan istilah silat atau maen pukulan. Maen pukulan merupakan permainan yang melibatkan kontak fisik serang-bela dengan atau tanpa senjata. Main di sini menandakan adanya aspek kesenangan. Dengan kata lain ilmu bela diri bagi masyarakat Betawi awalnya hanyalah permainan, bukan untuk menunjukkan kehebatan fisik maupun sifat jago.
Mengutip Maen Pukulan: Pencak Silat Khas Betawi (2016) yang ditulis oleh G. J Nawi, sebagai unsur kebudayaan, entitas maen pukulan Betawi lahir dengan terbentuknya kebudayaan Betawi. Adapun proses ini melalui evolusi berbagai kebudayaan yang berada di Batavia atau Betawi di rentang waktu abad 17 sampai abad 19.
Meski namanya maen pukulan, tapi silat khas Betawi juga memuat beragam aspek, mulai dari mental spiritual, aspek seni, aspek bela diri, dan aspek olahraga, menempatkannya di pertandingan. Empat aspek ini menyatu dalam gerakan-gerakan khas pencak silat, baik bertahan maupun menyerang.
Perkembangan maen pukulan di tanah Betawi terbilang cukup pesat. Terdapat sekitar 317 aliran yang merupakan pengembangan dari sekitar 100-200 pecahan aliran dari empat aliran inti. Empat aliran itu berdasarkan atas karakter dan bentuk maen pukulan yang mengandalkan gerakan cepatan, baik pukulan, tendangan, maupun serang-bela.
Tradisi Maen Pukulan Betawi
Maen pukulan mengacu pada istilah lokal yang paling banyak digunakan untuk menyebut ilmu bela diri pada area pendukung kebudayaan Betawi. Selain itu terdapat enam istilah lain untuk menyebut ilmu bela diri yang ada di Betawi. Adapun, Silat, Maen Akal, Maen Taplekan, Bhe Si, Gisauw, dan Kuntao/Kundao. Khusus tiga istilah terakhir sangat kental pengaruh dari komunitas Tionghoa, baik Tionghoa peranakan (kiau seng) maupun Tionghoa totok (hoa kiau).
Masyarakat Betawi mengartikan maen pukulan sebagai permainan yang melibatkan kontak fisik serang-bela dengan atau tanpa senjata.Konteks kata ―main‖ menandakan ada unsur kesenangan. Dengan kata lain ilmu bela diri bagi masyarakat Betawi awalnya hanyalah permainan, bukan untuk menunjukkan kehebatan fisik maupun sifat jago.
Kenapa disebut dengan istilah maen pukulan? Karena kegiatan ini didominasi pukulan.Filosofi maen pukulan memang banyak menggunakan kaki atau tendangan .Maen pukulan erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan Betawi dan eksistensi etnis Betawi, yang menurut beberapa catatan sejarawan merupakan kebudayaan yang paling belakangan terbentuk di Indonesia.