Senibudayabetawi.com – Mengenal Seraci Batik Betawi – Batik bagi masyarakat, khususnya Betawi sebetulnya bukan hal yang baru. Ini menyusul bahwa dilihat dari sisi historis, sejak tempo dulu masyarakat Betawi telah mengenal batik dan mengenakannya sebagai busana sehari-hari. Utamanya berkat didirikannya Pasar Senen dan Tanah Abang pada masa pemerintah kolonial Belanda dan memicu tumbuhnya industri batik. Bahkan, sejak tahun 1900 hingga 1980-an, ratusan industri batik di Jakarta memenuhi permintaan pasar.
Industri pembatikan tersebut akhirnya menyerap penduduk sekitar, termasuk masyarakat Betawi. Namun di masa-masa awal, batik yang diproduksi dibuat berdasarkan permintaan pasar yang umumnya bermotif pesisir dari daerah Pekalongan, Lasem, hingga Cirebon.
Mengutip Seraci Batik Betawi tulisan Arifah (2022), lambat laun, masyarakat Betawi pun akhirnya turut menciptakan motif-motif batik Betawi. Misalnya, Seser Ciliwung, Gerimis, dan Bambu Kuning. Motif-motif batik Betawi tempo dulu ini belum bisa ditemukan hingga sekarang karena tidak adanya regenerasi dan buruknya penyimpanan kain. Industri batik di Jakarta lambat laun menghilang akibat permasalahan limbah dan perubahan tata ruang kota pada akhir tahun 1980- an.
Mengenal Seraci Batik Betawi
Batik Betawi akhirnya mulai hidup kembali pada akhir tahun 2010 berkat inisiatif Umi S. Adi Susilo seorang wanita berdarah Betawi kelahiran Bekasi yang sebelumnya telah mendirikan sebuah sentra batik di Semarang. Inisiatifnya tersebut didasari oleh semangatnya agar Betawi bisa memiliki batik sendiri seperti batik-batik dari daerah Jawa.
Ia melatih dan mendorong keponakannya Ernawati untuk menghidupkan dan merevitalisasi Batik Betawi, dengan mengajarinya mulai dari membuat motif, mencanting, meramu warna, dan memasarkannya (Suryawan, dkk, 2016). Hingga akhirnya lahirlah sanggar Seraci Batik Betawi pada 8 Desember 2010. Motif-motif awal yang dibuat oleh Seraci Batik Betawi diambil dari ikon-ikon Betawi dan lingkungan sekitar sanggar batik ini berdiri, yakni ondel-ondel, rumah adat Betawi. Selanjutnya, tarian Betawi, kuliner khas Betawi, kegiatan seperti ngangon kebo (menggembala kerbau), juga nandur (menanam padi).
Jenis batik yang diproduksi pun seperti batik dari daerah Jawa pada umumnya, yaitu, batik cap dan batik tulis, dengan variasi satu hingga tiga warna atau lebih. Lahirnya sanggar Seraci Batik Betawi ternyata menarik perhatian Pemerintah DKI Jakarta untuk bekerja sama dengan sanggar ini.
Penggunaan warna-warna cerah juga menjadi ciri khas batik Betawi seperti jingga, merah, kuning, hijau, dan biru. Hingga tahun 2021 ini, Seraci Batik Betawi telah menghasilkan 170 lebih motif dan sebagian dari motif tersebut telah didaftarkan ke HAKI. Sementara itu, motif yang paling banyak diminati antara lain, ondel-ondel, si pitung, penari blantek, kembang kelapa, kecapi, dan roti buaya.
Seraci Batik Betawi Juga memiliki motif khas yang terinspirasi dari lingkungan sekitar seperti mangrove, karena lokasi sanggar yang dekat dengan laut, bajak sawah. Selanjutnya, ikan gabus, dan golok yang merupakan senjata tradisional yang terdapat pada logo Kabupaten Bekasi. Meskipun mengangkat budaya Betawi namun Seraci Batik Betawi tetap memasukkan unsur di sekeliling sanggarnya berdiri yakni, Bekasi, Jawa Barat.