Silat Betawi Beksi sebagai Media Dakwah Islam

Silat Betawi Beksi sebagai Media Dakwah Islam

Senibudayabetawi.com – Silat Betawi Beksi sebagai Media Dakwah Islam – Dakwah sebagai bahasa yang universal tak sekadar berupa kegiatan fisik syiar agama Islam dengan berbalut baju koko dan baju kurung. Akan tetapi, dapat dilakukan dengan memadukan dakwah dengan seni bela diri atau silat.

Silat sebagai seni budaya yang sudah ada sejak dahulu memberikan cerita tersendiri. Misalnya media dakwah yang oleh para ulama dalam menyebarkan ajaran Islam di bumi Nusantara. Salah satu bukti bahwa silat digunakan sebagai media dakwah yaitu karena para ulama tempo dulu pada umumnya tak sekadar menjadikan ilmu silat sebagai media penjagaan diri. Akan tetapi sebagai penarik pada masyarakat dalam mengajarkan nilai-nilai Islam.

Salah satu bukti nyata adalah bagaimana legenda Si Pitung yang selalu membela orang kecil hingga akhir hayatnya. Pitung tak sekadar mengajarkan silat, tapi juga menyampaikan nilai-nilai kebaikan dan agama. Pesan yang selalu disampaikan Pitung adalah bahwa manusia sama dihadapan Tuhan dan harus selalu menjalankan ajaran islam dengan benar

Silat atau biasa disebut maen pukulan di Betawi memiliki peran krusial sebagai sarana berdakwah. Salah satunya melalui silat Beksi. Dalam Aktivitas Perguruan Pencak Silat Beksi Betawi di Ciganjur (2007) karya Afifah menyatakan sebagai kebudayaan asli Betawi, silat memiliki keunikan dan ciri khasnya sendiri. Silat Beksi memiliki karakteristik dengan permainan tangan perlindungan yang mengarah ke empat arah menyebabkan seseorang dapat terlindungi dengan baik. Selain untuk membela diri, Beksi memiliki fungsi sebagai pembinaan mental dan spiritual.

Pengembangan mental dicapai karena gerakan yang terdapat dalam Beksi dilakukan dengan sepenuh hati. Bukan sekadar menghadapi serangan lawan, tapi untuk melindungi diri dari kejahatan. “Dengan prinsip utama bahwa Beksi digunakan bukan untuk melukai tetapi untuk melindungi”.

Silat Betawi Beksi sebagai Media Dakwah Islam

Pembentukan spiritual melalui Beksi juga terlihat dari gerakan dan jurus yang diajarkan dan memiliki kekuatan yang berasal dari ajaran Islam. 

Beksi merupakan maen pukulan yang merupakan perpaduan antara seni, keindahan, kekuatan, dan kecepatan. Secara sekilas, gerakan Beksi sangat powerfull sehingga mampu mematikan tubuh lawan. Salah satu jurus yakni Gedig yang merupakan gerakan menghentakkan kaki ke lantai diikuti gerakan tangan yang cepat.

Konon, Beksi berasal dari Bahasa Cina, Bie Sie. Bie yang memiliki arti pertahanan, dan Sie yang artinya empat. Sumber lain menyatakan bahwa Beksi merupakan akronim Berbaktilah Engkau Kepada Sesama Insan. Semboyan ini merupakan seruan perbuatan baik yang wajib dilakukan pesilat Beksi. Hal inilah yang juga diserap betul oleh padepokan ini guna melanggengkan Beksi. Hingga saat ini, Beksi memiliki 12 jurus inti.

Padepokan Beksi Kampung Setu Ciaganjur

Adalah Bang Rohmat Supriatin, selaku ketua umum Padepokan Beksi Kampung Setu Ciganjur. Ia menyatakan padepokan yang telah berdiri sejak tahun 2008 lalu ini didirikan atas rasa cinta sebagai anak Betawi yang ingin melestarikan maen pukulan di tanah Betawi. Lelaki yang akrab disapa Bang Omat ini menyatakan padepokan ini berkiblat Perguruan Silat Beksi Kong Noer, yang tak lain gurunya sendiri.

“Memang saya merasa anak Betawi yang mencintai dan menjadi pelaku Betawi maka alahamdulillah kita berkenalan dengan Beksi Kong Noer, hingga alhamdulillah kita mendirikan padepokan ini,” kata dia kepada senibudayabetawi.com.

Adapun secara silsilah, Bang Omat belajar kali pertama dengan Bang Haji Aziz, lalu pada tahun 2010 bergabung ke Bang Abdul Malik. Setelah Bang Abdul Malik meninggal, ia bergabung dengan Baba Miftah.

Leave a Reply

SEKRETARIAT REDAKSI

Jl. H. Sa’abun No.20, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540.